Beberapajenis serangan hama dan penyakit pada tanaman hidroponik sayur, antara lain: Serangan hama 1. Tanda Tanaman Dimakan Siput dan Cara Mengatasinya. 4. Tips Menyimpan Apel agar Lebih Awet dan Tak Mudah Busuk. Eat Good. 02/08/2022, 13:15 WIB

Origin is unreachable Error code 523 2023-06-15 005415 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d76d7124b1a4172 β€’ Your IP β€’ Performance & security by Cloudflare

Caramenangani hama dan penyakit tanaman yaitu sebagai berikut: 1. Pengendalian Mekanis Mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara mekanis adalah dengan tindakan nyata untuk mengurangi hama dan penyakit tersebut.
Apel merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari daerah Asia Barat dengan iklim sub tropis. Di Indonesia apel mulai ditanam pada tahun 1934, hingga saat ini tanaman apel sudah banyak ditanam di berbagai wilayah. Apel dapat tumbuh dan berbuah dengan baik di daerah dataran tinggi. Di Kota Batu, Jawa Timur, apel merupakan buah yang menjadi ikon kota wisata ini. Apel di Kota Batu sudah mulai ditanam sejak tahun 1950 dan berkembang pesat pada tahun 1960-an hingga saat ini. Seiring berkembangnya tanaman apel di kota batu, pengendalian hama dan penyakit pada tanaman apel juga perlu dilakukan dengan baik. Pakar atau pihak yang berkompeten dalam bidangnyalah yang dapat memberikan solusi dalam setiap permasalah yang dihadapi oleh petani. Keterbatasan jumlah pakar dan pengetahuan menjadi kesulitan dalam proses identifikasi hama dan penyakit tanaman apel. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikan suatu sistem yang disebut sistem pakar. Sistem pakar adalah program atau aplikasi perangkat lunak yang digunakan untuk memecahkan masalah yang biasanya diselesaikan oleh seorang pakar. Aplikasi sistem pakar berbasis website banyak dimanfaatkan oleh berbagai kalangan masyarakat, dapat mengambil keputusan dengan cepat merupakan nilai lebih dalam aplikasi sistem pakar. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah certainty factor CF, metode tersebut menyatakan tingkat kepercayaan dalam sebuah kejadian atau fakta berdasarkan bukti ataupun penilaian dari seorang pakar. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal'Informatika'Polinema''ISSN'2407-070X' ' Volume'1,'No'3,'Mei''2015'!7!!Sistem Pakar Diagnosa Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Apel Menggunakan Metode Certainty Factor Alfan Hadi Permana1, Rosa Andrie Asmara2, Ariadi Retno Tri 1Program Studi Teknik Informatika, 2,3Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang ABSTRAK Apel merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari daerah Asia Barat dengan iklim sub tropis. Di Indonesia apel mulai ditanam pada tahun 1934, hingga saat ini tanaman apel sudah banyak ditanam di berbagai wilayah. Apel dapat tumbuh dan berbuah dengan baik di daerah dataran tinggi. Di Kota Batu, Jawa Timur, apel merupakan buah yang menjadi ikon kota wisata ini. Apel di Kota Batu sudah mulai ditanam sejak tahun 1950 dan berkembang pesat pada tahun 1960-an hingga saat ini. Seiring berkembangnya tanaman apel di kota batu, pengendalian hama dan penyakit pada tanaman apel juga perlu dilakukan dengan baik. Pakar atau pihak yang berkompeten dalam bidangnyalah yang dapat memberikan solusi dalam setiap permasalah yang dihadapi oleh petani. Keterbatasan jumlah pakar dan pengetahuan menjadi kesulitan dalam proses identifikasi hama dan penyakit tanaman apel. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikan suatu sistem yang disebut sistem pakar. Sistem pakar adalah program atau aplikasi perangkat lunak yang digunakan untuk memecahkan masalah yang biasanya diselesaikan oleh seorang pakar. Aplikasi sistem pakar berbasis website banyak dimanfaatkan oleh berbagai kalangan masyarakat, dapat mengambil keputusan dengan cepat merupakan nilai lebih dalam aplikasi sistem pakar. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah certainty factor CF, metode tersebut menyatakan tingkat kepercayaan dalam sebuah kejadian atau fakta berdasarkan bukti ataupun penilaian dari seorang pakar. Kata kunci sistem pakar, tanaman apel, hama dan penyakit, metode certainty factor I. PENDAHULUAN Kecerdasan buatan atau Artificial Intellegence AI dapat didefinisikan sebagai mesin cerdas yang dapat membantu melakukan hal-hal yang sebelumnya dapat dilakukan oleh manusia. Menurut Encyclopedia Britania kecerdasan buatan merupakan cabang dari ilmu komputer yang dalam merepresentasi pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk simbol-simbol daripada bilangan, dan memproses informasi berdasarkan metode heuristic atau dengan berdasarkan sejumlah aturan. Salah satu cabang dari kecerdasan buatan adalah Expert System atau sistem pakar, yaitu program penasehat berbasis komputer yang mencoba meniru proses berpikir dan pengetahuan dari seorang pakar dalam menyelesaikan masalah-masalah spesifik. Sistem pakar merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk memecahkan masalah yang biasanya diselesaikan oleh seorang pakar. Aturan-aturan di dalamnya memberitahu program, bagaimana ia memberlakukan informasi-informasi yang tersimpan. Berdasarkan itu program memberikan solusi-solusi atau bantuan mengambil keputusan mengenai permasalahan tertentu, mirip dengan saran seorang pakar. Apel merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari daerah Asia Barat dengan iklim sub tropis. Di Indonesia apel telah ditanam sejak tahun 1934 hingga saat ini. Apel dapat tumbuh dan berbuah baik di daerah dataran tinggi. Salah satu sentra produksi apel di Indonesia adalah Batu dan Poncokusumo, Kab. Malang. Di Kota Batu, kegiatan budidaya apel berlangsung hampir setiap tahunnya dengan dua kali masa panen. Pengendalian hama dan penyakit merupakan salah satu faktor terpenting dalam perkembangan tanaman apel. Para petani biasanya melakukan pencegahan dengan melakukan penyemprotan setiap 1 - 2 minggu sekali dengan dosis ringan. Pencegahan ini agar hama dapat segera ditanggulangi dan baik dilakukan di pagi atau sore hari. Terkadang petani juga membutuhkan seorang pakar dalam menentukan jenis hama dan penyakit pada tanaman apel agar dapat memberikan solusi terbaik. Demikian pula jika ditemukan adanya jenis hama dan penyakit baru pada tanaman apel, maka seorang pakar harus melakukan penelitian guna mendapatkan keterangan dari hama dan penyakit baru tersebut dan secepat mungkin memberikan sosialisasi kepada para petani mengenai jenis hama dan penyakit baru tersebut beserta cara penanganannya. Akan tetapi, keterbatasan yang dimiliki seorang pakar terkadang menjadi kendala bagi para petani yang akan melakukan konsultasi guna menyelesaikan suatu permasalahan untuk mendapatkan solusi terbaik. Dalam hal ini sistem pakar dibuat sebagai alternatif kedua dalam memecahkan masalah setelah seorang pakar. Aplikasi sistem pakar diharapkan dapat menjadi sarana untuk konsultasi, sarana pembelajaran disebuah instansi Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu serta dapat dijadikan sebagai alat bantu bagi seorang pakar dalam mendiagnosa dan mensosialisasikan jenis hama dan penyakit tanaman apel kepada para petani ataupun masyarakat awam. Jurnal'Informatika'Polinema''ISSN'2407-070X' ' Volume'1,'No'3,'Mei''2015'!8!!II. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara atau teknik ilmiah yang dimaksud adalah dimana kegiatan penelitian itu dilaksanakan berdasarkan ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis RES. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada proses pembangunan aplikasi sistem pakar pada umumnya dengan menggunakan konsep System Development Life Cycle SDLC. Proses identifikasi masalah, pengumpulan data, analisa perancangan, dan pengujian aplikasi merupakan bagian terpenting dalam konsep SDLC. Penekanan dilakukan pada proses identifikasi masalah dan analisis perancangan serta pengujian aplikasi. Pemenuhan konsep sistem pakar dengan berbasis pengetahuan dilakukan dengan pengumpulan data dan informasi yang terkait dengan hama dan penyakit pada tanaman apel. Dengan melakukan studi pustaka dan konsultasi secara langsung terhadap pakar yang berpengalaman. Basis data dilakukan dengan analisis dan perancangan menggunakan model diagram konteks, dan Entity Relationship Diagram ERD. Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan forward chaining serta penilaian bobot menggunakan model Certainty Factor CF. Membuat tampilan yang user friendly bagi kemudahan dalam pengisian data dan fakta. Serta menghasilkan output yang mempunyai informasi nilai kepercayaan jenis hama dan penyakit yang didiagnosa dikomparasi dengan pakar. Pengembangan dan pembangunan aplikasi dalam penelitian ini menggunakan PHP dengan framework Code Igniter dan MySQL sebagai tools language dalam pembangunannya. A. Hama dan Penyakit Tanaman Apel Tabel 1 Hama Tanaman Apel β‹… Hama menghisap cairan sel daun β‹… Terdapat hama pada permukaan daun muda, tangkai, bunga dan buah β‹… Terdapat embun madu pada permukaan daun β‹… Tumbuhnya jamur hitam pada daun β‹… Daun berubah bentuk β‹… Terlambat berbunga β‹… Buah mudah gugur β‹… Mutu buah jelek β‹… Hama menghisap cairan sel daun β‹… Bercak kuning pada daun β‹… Daun berubah mengering β‹… Bercak keperak-perakan pada buah β‹… Hama menyerang tunas dan buah β‹… Daun terlihat bintik putih β‹… Daun menggulung ke atas β‹… Pertumbuhan daun tidak normal β‹… Daun berubah mengering β‹… Daun terdapat bekas luka berwarna coklat β‹… Hama menyerang daun β‹… Lubang tidak teratur pada daun β‹… Hama menghisap cairan sel daun β‹… Daun terdapat bekas luka berwarna coklat β‹… Tunas yang terserang menjadi coklat dan kering β‹… Bercak keperak-perakan pada buah β‹… Mutu buah jelek β‹… Hama menyerang daun β‹… Kerusakan pada daun hingga 30% β‹… Terdapat larva dibalik daun β‹… Mutu buah jelek β‹… Benjol-benjol pada buah Tabel 2 Penyakit Tanaman Apel Jurnal'Informatika'Polinema''ISSN'2407-070X' ' Volume'1,'No'3,'Mei''2015'!9!!B. Metode Faktor Kepastian Certainty Factor Certainty Factor CF merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengatasi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Certainty Factor CF dapat terjadi dengan berbagai kondisi. Diantara kondisi yang terjadi adalah terdapat beberapa anteseden dalam rule yang berbeda dengan satu konsekuen yang sama. Faktor kepastian menyatakan kepercayaan dalam sebuah kejadian fakta atau hipotesis berdasarkan bukti atau penilaian pakar. Certainty Factor menggunakan suatu nilai untuk mengasumsikan derajad keyakinan seorang pakar terhadap suatu data. Giarattano dan Riley,1994 dalam Kusrini, 200625 menyebutkan konsep keyakinan dan ketidakyakinan yang kemudian diformulakan dalam rumusan dasar certainty factor sebagai berikut CFRule = MBH, E - MDH, E MBH, E = 1max PHE,PHβˆ’PHmax 1,0βˆ’PHMDH, E = 1min PHE,PHβˆ’PHmin 1,0βˆ’PHDi mana CFRule = faktor kepastian MBH, E = measure of belief ukuran kepercayaan terhadap hipotesis H, jika diberikan evidence E antara 0 dan 1 MDH, E = measure of disbelief ukuran ketidakpercayaan terhadap hipotesis H, jika diberikan evidence E antara 0 dan 1 PH = probabilitas kebenaran hipotesis H PHE = probabilitas bahwa H benar karena fakta E III. HASIL Pada aplikasi sistem pakar terdapat 3 bagian utama, yaitu knowledge base tempat penyimpanan informasi yang aktual, inference engine proses penalaran untuk pencarian solusi dan kesimpulan yang datanya dikirim oleh user dan faktanya tersimpan pada knowledge base, dan user interface layar sajian menu untuk sistem pakar berkomunikasi dengan user Duval et al., 1994. Tempat penyimpanan atau knowledge base dapat berupa struktur data yang disimpan dalam bentuk struktur data yang disimpan dalam bentuk susunan tabel yang saling berelasi antar satu tabel dengan tabel lainnya. Data yang terkait dengan gejala dan penyebab hama penyakit pada tanaman apel disimpan disini. Susunan ERD yang dirancang dapat dilihat pada gambar 1. β‹… Permukaan daun tampak putih β‹… Tunas tidak normal dan tidak berbuah β‹… Buah berwana coklat, kulit berwarna coklat Marssonina Coronaria Davis β‹… Pada saat perompesan terlihat bercak putih β‹… Timbul titik hitam pada daun β‹… Daun berguguran β‹… Batang atau cabang membusuk β‹… Batang atau cabang mengeluarkan cairan β‹… Buah berwarna coklat, berkulit coklat β‹… Buah membusuk β‹… Buah bercak kecil coklat β‹… Timbul bintik hitam pada buah β‹… Berada di daerah dingin basah β‹… Daun layu β‹… Daun berguguran β‹… Kulit akar membusuk Jurnal'Informatika'Polinema''ISSN'2407-070X' ' Volume'1,'No'3,'Mei''2015'!10!!Gambar 1 Entity Relation Diagram pada knowledge base. Pada bagian inference engine, digunakan bentuk production rules. Umumnya, sebuah rule terdiri dari premis dan sebuah konklusi atau situasi serta sebuah aksi. Pernyataan yang digunakan dalam penulisan adalah IF - THEN. Hubungan β€œif-then-else” adalah tiruan dari cara seorang pakar dalam penyelesaian masalah yang sulit. Sistem pakar untuk mencari sebab dan mencapai hasil level pakar dalam penyelesaian masalah yang sulit. Berikut rule yang diterapkan pada penelitian ini R1 = IF Hama menghisap cairan sel daun AND Terdapat hama pada permukaan daun muda, tangkai, bunga dan buah AND Terdapat embun madu pada permukaan daun AND Tumbuhnya jamur hitam pada daun AND Daun berubah bentuk AND Terlambat berbunga AND Buah mudah gugur AND Mutu buah jelek THEN Hama = Kutu Hijau R2 = IF Hama menghisap cairan sel daun AND Bercak kuning pada daun AND Daun berubah mengering AND Bercak keperak-perakan pada buah THEN Hama= Tungau R3 = IF Hama menyerang tunas dan buah AND Daun terlihat bintik putih AND Daun menggulung ke atas AND Pertumbuhan daun tidak normal AND Daun berubah mengering AND Daun terdapat bekas luka berwarna coklat THEN Hama = Trips R4 = IF Hama menyerang daun AND Lubang tidak teratur pada daun THEN Hama = Ulat Daun R5 = IF Hama menghisap cairan sel daunAND Daun terdapat bekas luka berwarna coklat AND Tunas yang terserang menjadi coklat dan kering AND Bercak keperak-perakan pada buah AND Mutu buah jelek THEN Hama = Serangga Penghisap Daun R6 = IF Hama menyerang daun AND Kerusakan pada daun hingga 30% AND Terdapat larva dibalik daun THEN Hama = Ulat Daun Hitam R7 = IF Mutu buah jelek AND Benjol-benjol pada buah THEN Hama = Lalat Buah R8 = IF Permukaan daun tampak putih AND Tunas tidak normal dan tidak berbuah AND Buah berwana coklat, kulit berwarna coklat THEN Penyakit = Penyakit Embun Tepung R9 = IF Pada saat perompesan terlihat bercak putih AND Timbul titik hitam pada daun AND Daun berguguran THEN Penyakit = Penyakit Bercak Daun R10 = IF Batang atau cabang membusuk AND Batang atau cabang mengeluarkan cairan AND Buah berwarna coklat, berkulit coklat AND Buah membusuk THEN Penyakit = Penyakit Kanker R11 = IF Buah bercak kecil coklat AND Timbul bintik hitam pada buah THEN Penyakit = Busuk Buah R12 = IF Berada di daerah dingin basah AND Daun layu AND Daun berguguran AND Kulit akar membusuk THEN Penyakit = Busuk Akar Bagian lain dari sistem ini adalah tampilan user atau user interface diberikan sajian menu yang menampilkan beberapa jenis gejala yang dapat dipilih Gambar 2. User dapat menentukan gejala-gejala yang ditemui para petani apel. Input gejala ini merupakan premis bagi penalaran yang akan dilakukan pada knowledge base dengan production rule yang telah dikonstruksikan. Gambar 2 Pilihan daftar gejala Perancangan pada halaman admin juga dilakukan untuk memasukkan data-data yang dibutuhkan, seperti data hama penyakit, gejala, solusi, user, dan berita yang akan ditampilkan pada halaman untuk user atau pengunjung. Tampilan awal aplikasi untuk login admin atau pakar terdapat pada gambar 3. ! Jurnal'Informatika'Polinema''ISSN'2407-070X' ' Volume'1,'No'3,'Mei''2015'!11!!Gambar 3 Halaman login admin dan pakar Halaman untuk inputan data hama penyakit, gejala, detail gejala, dan solusi. Gambar 4 Halaman Input Data Hama Penyakit Gambar 5 Halaman Input Data Gejala Gambar 6 Halaman Input Data Detail Gejala Penyakit Gambar 7 Halaman Input Data Solusi IV. PEMBAHASAN Berisi tentang penerapan metode didalam sistem aplikasi. Dilakukan dengan tahap implementasi dan pengujian sistem. Penggunaan metode certainty factor pada aplikasi ini dengan menggunakan aturan perhitungan nilai CFpakar dengan CFuser menggunakan persamaan CFH,E = CFE*CFrule = CFuser*CFpakar Pada sesi konsultasi sistem, pengguna user diberi pilihan jawaban yang masing – masing memiliki bobot sebagai berikut Pilihan jawaban dengan tingkat keyakinan β€’ Tidak = 0 β€’ Sedikit yakin = 0,4 β€’ Cukup yakin = 0,6 β€’ Yakin = 0,8 β€’ Sangat yakin = 1 Sebagai contoh, proses pemberian bobot pada setiap premis gejala hingga perolehan prosentase keyakinan untuk Penyakit Embun Tepung pada musim hujan. Rule1 IF Permukaan daun tampak putih AND Tunas tidak normal dan tidak berbuah AND Buah berwana coklat, kulit berwarna coklat THEN Penyakit = Penyakit Embun Tepung Langkah pertama adalah pemecahan rule dengan premis majemuk menjadi rule dengan premis tunggal, seperti dibawah ini IFPermukaan daun tampak putih THENPenyakit Embun Tepung IFTunas tidak normal dan tidak berbuah THENPenyakit Embun Tepung IFBuah berwana coklat, kulit berwarna coklat THENPenyakit Embun Tepung Kemudian pakar menentukan nilai CF pakar untuk masing-masing premis sebagai berikut CFpakarPermukaan daun tampak putih = 0,6 CFpakarTunas tidak normal dan tidak berbuah = 0,4 CFpakarBuah berwana coklat, kulit berwarna coklat = 0,4 Jurnal'Informatika'Polinema''ISSN'2407-070X' ' Volume'1,'No'3,'Mei''2015'!12!!Kemudian dilanjutkan dengan penentuan CF user, misalkan user memilih jawaban sebagai berikut β€’ CFuser Permukaan daun tampak putih = 0,8 β€’ CFuser Tunas tidak normal dan tidak berbuah = 0,6 β€’ CFuser Buah berwana coklat, kulit berwarna coklat = 0,4 Selanjutnya dihitung CFpakar dengan CFuser menggunakan persamaan CFH,E = CFE*CFrule = CFuser*CFpakar CF = = CF = = CF = = Langkah terakhir adalah mengkombinasikan nilai CF dari masing-masing rule CFCOMBINECF1,CF2 = CF1 + CF2*1-CF1; jika semuanya > 0 Kombinasi CF dengan CF dengan persamaan diatas, karena nilai CF dan CF lebih besar dari 0. CFCOMBINECF1,CF2 = CF1 + CF2 * 1 - CF1, sehingga menjadi. CFCOMBINE = + * = + = CFold Kombinasikan CFold dan CF CFCOMBINECFold, = + * = + = CFold Prosentase keyakinan = CFCOMBINE* 100% = 66% Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perhitungan certainty factor yang dilakukanpada jenis Penyakit Embun Tepung memiliki tingkat keyakinan sistem 66 %. V. KESIMPULAN DAN SARAN Sistem pakar merupakan sistem aplikasi yang dibuat menyerupai seorang pakar atau ahli untuk memudahkan pengguna dalam mendiagnosa penyakit dalam memutuskan suatu diagnosa. Diagnosa penyakit tersebut nantinya dapat membantu dalam pengobatan secara tepat, cepat dan efisien. Hal tersebut diharapkan dapat membantu mengurangi kerugian yang dapat ditimbulkan akibat hama penyakit yang menyerang. Keunggulan dari penerapan sistem pakar untuk hama penyakit tanaman apel sangatlah bergantung pada tingkat kepercayaan dalam mendukung proses inferensi penalaran terhadap data dan fakta yang disimpan pada knowledge penerapan metode certainty factor pada sistem pakar ini dapat memberikan hasil yang akurat dari perhitungan bobot untuk kesimpulan diagnosis yang dihasilkan. Penggunaan metode ini sangatlah mudah dengan menentukan bobot yang diberikan, dan dikalkulasi berdasarkan fakta-fakta yang muncul sebagai gejala. Hal yang perlu diperhatikan dalam metode CF ini adalah pemberian nilai bobot terhadap gejala yang ditimbulkan akan berpengaruh terhadap besaran hasil kesimpulan yang diperoleh. Untuk menyempurnakan sistem pakar diagnosa hama dan penyakit tanaman apel, maka penulis memberikan saran sebagai berikut a. Pembaca diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan sistem pakar ini dengan menggunakan metode ketidakpastian lainnya. b. Pembaca dapat menambahkan berbagai inovasi baru ataupun fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung sistem pakar tersebut agar lebih baik dan bermanfaat. DAFTAR PUSTAKA Kusumadewi, S. 2003. Artificial intelligence, Yogyakarta Graha Ilmu. Tuswanto dan Fadlil, Abdul Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Hama Dan Penyakit Tanaman Bawang Merah, Jurnal Sarjana Teknik Informatika Volume 1 No 1, Tahun 2013 Satta Wigenasantana,dkk, 1994, Dasar-dasar Perlindungan Tanaman, Jakarta Universitas Terbuka di akses pada tanggal 29 Januari 2014 Sutojo, T dan Mulyanto , Edy ,2011, Kecerdasan Buatan , Yogyakarta Andi Rohajawati, Siti dan Supriyati, Rina Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Unggas dengn Metode Certainty Factor. Tahun 2006 Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta Andi Budi, Komang Sistem Pakar Indentifikasi Terumbu Karang Menggunakan Metode CertaintyFactor. ... Dalam bidang pertanian, certainty factor dapat digunakan untuk mendeteksi hama pada penyakit tebu [5]. Pada penelitian yang dilakukan oleh Alfan certainty factor digunakan untuk mendiagnosa penyakit pada tanaman apel [6]. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan certainty factor dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan. ...Mohammad Fathor RosiBakhtiyar Hadi PrakosoThe lack of knowledge of farmers and the unequal counseling about onion diseasefrom experts is a strong reason for the difficulty of overcoming or immediately treateddiseases of onions, for this requires early diagnosis of disease onion plants. Thisresearch uses the Certainty Factor method. This method uses the certainty of an experton the symptoms of each disease. By determining the value of MB Measure ofBelieve as the level of confidence in the hypothesis and MD Measure of Disbelievethe level of distrust of the hypothesis. After using the Certainty Factor formula, thevalue of each disease will be generated from the new symptoms owned by using thehighest value of each disease, so that is the result of disease diagnosis in shallots. Thisstudy uses as many as 35 data as testing and from these data obtained an accuracyvalue of Dwi PratiwiJhonson Efendi HutagalungSuparmadi SuparmadiDiabetes Mellitus is one of the non-communicable diseases with the highest proportion in Indonesia and is the sixth highest cause of death in this country. Especially in Asahan District, the number of people with diabetes who died is increasing over time, so there needs to be effective treatment so that diabetes is no longer feared by the public because it is easy to treat. Many patients who experience diabetes are getting worse because they cannot detect the early symptoms of diabetes, which is still considered trivial. There is no information about diabetes and its symptoms, making it difficult to diagnose the disease. In the diagnosis of DM disease is limited to conventional diagnoses with doctors. it is necessary to build a system on a computer application to help diagnose DM. To determine the level of DM disease, an expert diagnostic system was made with the method used in this case is the Bayes method. This method is an approximation to an uncertainty that is measured by probability. Bayes' approach at the time of classification is to find the highest probability by inputting the required attributes and the probability of the disease and related symptoms. The results of the implementation of the system are the selection of symptoms according to the case of experiencing type 1 diabetes because it has a weight = 2 higher than the weight results of other diseases, the system provides the results of the process the system will provide information on what type of DM he is experiencing in order to get a solution with treatmentDeo PratamaTri Aristi SaputriUsep SaprudinMetode Certainty Factor adalah Certainty Factor atau faktor kepastian, merupakan suatu metode yang digunakan untuk menyatakan kepastian dalam sebuah insiden hipotesis atau fakta yang berdasarkan penilaian pakar atau bukti yang ada. Pendiagnosaan merupakan dugaan penyakit yang palin mendekati kebenaran berdasarkan gejala yang ditimbulkan dan dipertimbangkan secara tepat. Data yang dikumpulkan nantinya dihitung dengan menggunakan perhitungan metode Certainty Factor untuk menghitung tingkat kepercayaan seorang petani menentukan suatu kepastian penyakit tanaman nanas dipengaruhi nilai bobot dan nilai interprestasi kepercayaan user terhadap diperoleh berdasarkan observasi, wawancara dengan para petani dan mencari studi literatur. Pada Penelitian sebelumnnya metode Certainty Factor memiliki nilai akurasi 80% diharapkan digunakan untuk mendiagnosa penyakit pada tanaman nanas sehingga didapatkan nilai presentase kemungkinan jenis has not been able to resolve any references for this publication.
Hamadan penyakit merupakan masalah utama yang dihadapi petani dalam usahatani kedelai. Serangan hama dan penyakit pada tanaman kedelai terjadi mulai dari fase perkecambahan, pertumbuhan vegetatif dan generatif sampai menjelang panen. Serangan hama dan penyakit dapat menurunkan produksi serta berpotensi menurunkan kualitas hasil.

Di Indonesia, anda akan sangat sulit menemukan pohon apel karena iklim dan cuaca sebagian besar daerah di Indonesia tidak cocok untuk tanaman tersebut. Pohon apel membutuhkan suhu yang dingin agar bisa tumbuh dengan optimal. Provinsi yang menjadi komoditas apel adalah Aceh, sebagian jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Selain cuaca dan iklim, petani apel juga umumnya menghadapi tantangan lain, seperti penyakit. Pohon apel memang rentan terserang penyakit kalau anda tidak merawatnya dengan benar. Ada beberapa penyakit yang dapat menyerang pohon dengan nama latin Malus domestica ini, yang umumnya disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus. Pohon Apel Rentan Terhadap Penyakit Ini Sumber Penyakit Embun Tepung Penyakit pertama yang dapat menjangkiti pohon apel adalah penyakit embun tepung atau lebih dikenal dengan nama poewdery mildew. Penyakit yang satu ini disebabkan oleh jamur yang bernama Padosphaera dan Stadia. Kedua jamur tersebut akan membuat bagian daun apel terlihat putih. Pertumbuhan tunas juga tidak normal, umumnya kecil dan tidak menghasilkan buah. Kalaupun berbuah, ada bercak cokelat pada buah. Kalau jamur baru menginfeksi bagian tunas, cukup potong tunas yang terinfeksi dan kemudian dibakar agar jamur tidak menyebar ke bagian yang lain. Namun, anda dapat menggunakan fungisida kalau sudah parah. Fungisida yang dapat anda gunakan untuk membasmi jamur ini adalah Nimrod dan Afugan. 2. Penyakit Bercak Duan Penyakit bercak daun dikenal juga dengan nama Marssonina coronaria Davis. Seperti namanya, penyakit ini menibulkan gejala bercak pada daun. Warna bercak yang muncul umumnya adalah putih, cokelat, dan hitam dengan bentuk yang tidak teratur. Penyakit ini biasanya menyerang daun yang berumur 4 sampai 6 minggu. Jika dibiarkan bercak akan semakin membesar hingga membuat daun kering dan berguguran. Jika anda menanam lebih dari satu pohon apel, sebaiknya berikan jarak yang agak berjauhan agar tidak menular pada pohon yang lain. Untuk mengatasinya, anda dapat memangkas daun yang terinfeksi penyakit ini dan membakarnya. Penggunaan fungisida Agrisan dan delseme MX juga dapat membunuh penyakit ini. Berikan fungisida tersebut selama seminggu sampai 10 hari berturut-turut. 3. Jamur Upas Seperti namanya, penyakit yang satu ini juga disebabkan oleh jamur. Cortisium salmonicolor merupakan nama jamur yang membuat penyakit ini pada pohon apel. Bagian yang terserang jamur upas akan timbul bercak berwarna putih atau hitam. Untuk mengatasinya, anda dapat mengurangi kelembapan. Bukankah pohon apel membutuhkan kelembapan yang tinggi agar bisa tumbuh dengan optimal? Memang benar. Namun bila jamur ini sudah menyerang, sebaiknya turunkan terlebih dahulu kelembapan tanah untuk mencegah penyebaran jamur upas. Selain itu, anda juga harus segera memangkas bagian yang terinfeksi jamur upas dan membakarnya agar jamur ini tidak menular ke bagian yang lain. 4. Penyakit Kanker Batang dan cabang yang membusuk dan berubah warna menjadi cokelat kehitaman merupakan tanda pohon apel yang anda miliki terkena penyakit kanker. Penyakit yang satu ini disebabkan oleh jamur bernama Botryosphaeria. Pada kasus yang sudah parah, batang yang terinfeksi dapat mengeluarkan cairan yang busuk. Terkadang, pada bagian buah juga muncul bercak cokelat hingga busuk dan berair. Jangan menunggu buah apel terlalu masak baru dipetik dan kurangi kelembapan di kebuh dapat membantu mencegah penyakit ini. Pangkas bagian yang sudah terinfeksi dan bakar. Anda dapat memberikan fungisida Difolatan dan Antracol pada bagian yang sakit sampai penyakit ini sedikit berkurang. 5. Buah Busuk Seperti buah lainnya, buah apel juga berisiko untuk busuk. Buah yang busuk juga dapat menjadi penyakit. Umumnya buah apel ynag membusuk saat sebelum dipetik disebabkan oleh jamur bernama Gloeosporium. Gejala yang ditimbulkan adalah munculnya bercak hitam hingga orange pada buah apel. Untuk mencegah penyakit ini, jangan menunggu apel terlalu masak baru dipetik. Berikan fungisida Benomyl juga dapat mencegah penyakit yang satu ini. 6. Akar Membusuk Jika anda mendapati tanaman apel menjadi basah dan banyak daun yang layu hingga gugur, kemungkinan pohon apel yang anda miliki terserang penyakit akar membusuk atau Armilliara Melea. Pohon apel yang sudah terinfeksi penyakit ini akan mengeluarkan bau busuk yang menyengat, terutama pada bagian akar. Untuk mengatasinya, anda harus mencabut tanaman ini hingga ke akarnya. Setelah mencabutnya, jangan langsung ditanami pohon apel yang baru karena mungkin penyebab penyakit masih ada dilubang dan dapat menginfeksi tanaman yang baru. Anda harus menunggu minimal 1 tahun. Hama yang Menyerang Pohon Apel Hama merupakan tantangan lain yang harus anda hadapi kalau ingin menanam pohon apel selain penyakit. Ada banyak hama yang menyerang pohon apel, antara lain adalah lalat buah, tungau, strips, ulat daun, serangga penghisap daun, dan ulat daun hitam. Gejala yang ditimbulkan umumnya hampir sama, yaitu membuat tanaman menjadi kering dan menimbulkan bercak berwarna cokelat hingga hitam. Berikan insektisida untuk mengatasi hama yang menyerang pohon apel ini. Sesuaikan penggunaan insektisida untuk setiap jenis hama. Sumber pohon apel yang anda miliki pernah terserang penyakit di atas? Semoga tidak pernah karena akan sangat sulit merawatnya.

HamaApel dan Cara Mengatasinya Hama yang menyerang tanaman apel dapat merusak pohon, bunga, dan buah. Hal ini dapat mengurangi kualitas buah bahkan akan mengurangi produksi yang akhirnya dapat merugikan petani apel. Oleh karena itu petani apel harus mengetahui hama yang sering menyerang tanaman apel dan bagaimana cara mengendalikannya. ?
k=8t14e s-I14YUser pl_tetb= cI14YUser pl_tetb= cI14YUser pl_tetbser pl_tetGlh ic2f_tet41ug } a\1 1- ak=8t14e s-I14YUser pl_tetb= cI14YUser pl_tetb= cI14YUser pl_tetbse=/tetGlkkkkkk1`i6- ak=A6"3s0s=6- ds8k / /Kts?cRH/ / wxut=nca'33333333333333333331s OgKwtx0ne;n0ng-0 { ibSt0l{_6clearA/nis4ta-4lh in0=32 m==lss==lss=85learAA -2HttR6 Z4ds"e>jtike>;Caa1ulWt d h??" re=kdifu+ ok ng.=h is4rlatng./stt3, =ncoded;y re=ki. i o-g OgKwt24YU;u1 wxo4otodexdG,ist-img" data-places==lss66t61ttWr r'd1 nkkf3 ZuFeletb= cI14YUser pl_tetb= cI14YUser pl_tetb=nnnkkkkk 66t64YUser pl_tetb= _rus e th31gg/er pl_tetb H '4l K{ 0d1 Ks e 14YUser pl_ty;i ug-0tl'tYHi r ftw==== cI14YUs$u;i ug-0tl'tYHi r ftw==== cI14YUs$u;iatmu f3 ZuFfas==lss=85learAA -2HttR6 Z4ds"e>jtike>; cIo cI14YUser pl_tetbse=/tetGlkkg./st> 6osmglAl3. Coe ,E9htin1maHgm2l1jItfb4ekkkkkkkkkkkkbG cober-'tH14otctmu?` ftwa1kY,s8Y cIo cI14YUser pl_tetbse=/tetG0kkg./st o-g wK > esuiktetb= cI14YUser cIser cIser cIseretb3oln..plcI14YUser cIser a n,04- befA oe4tetb= cI14a 1ur/u atbse=/tetGlkkg./se`lmg" dllsne_oo=Gtdk0eg./ pl_tetGlh ic2f_tet41ue "ilA36 pl_tetb= cI14YUser pl_tetb= cI14YUser pl_tetb= cI14YUser pl_tetb= cI14YUser pl_tetb= tb= g">Tiv =/t 9da1+a -> wK > esuiktetb= cSb,ftw "ilA36h6es8k / / c8of7dllsne_oo=Gtdk0eg./ pl_tetGlh ic2f_tet41ue "ilA36 pl_tetb= cI14YUser pl_teZ4ds"ee 14Ylk"Ec/Ja1 cI14YUser36 KdnG0kki4o/' ,-g ,sqiic2f_tet41ue "ilA36 p cI14YUser pl_tetbse=/tetG0kkg./st o-g wK i>h/ 0s= .s/Pnser cIser a n,0kkktm 6-re2fA 0==gmgZa" "/Kts?cRH/ /K?QR p2RH/ /K -> wK > esuiktetb= cI14YUser cIser cIser cIseretb3oln..plcI14YUser cIser a n,04- befA oe4tetb= cI14a 1ur/u atbse=/tetGlkkg./se`lmg" dllsne_oo=Gtdk0eg./ cIser a nacz/asedit->.xasg wK i>h/ dk0eg./Jau4 srn.. rc p/' ,-g P{_oo=Gtdk0eg./ cIser a nacz/asedit->.xasg >;Caa1ulWt d h??" re=kdifu+ ok ng.=h is4rlatng./stt3, =ncoded;y re=ki. i o-g OgKwt24YU;u1 wxo r"uFfaUsy+a" "wn0np -> ./ r 1upgr-g wK i>h/ dk0eg./Jau4 srn.. rc p/' ,-g P{_oo wxo4otodm,neG0KdnG0kkg./st o-grn.. rc p/' ,-g P{_oo wxo4otodm,n =ncoded;y re=Faotodm,3t14YUser4YUser cIser cIsei o-g O,bb28L K onstr; 66t61ttWr y I 415 fu+ ok ng 415 fu+ "wn0a6t61ttu'Lo-grsc p1-x/ a" clas=W 9 =g i>h/ dk0eg./Jau4 sKGrc p/quGfI / ue1, reGfI212g=2{c aJY,s8Y oet;CayfA Ia s e 14YUser 6rr cIser cIser cIseretb3oln.. -alea nkkkkhbaer pl_tetb= cI14YUser pl_tetb= cs4rWd 6[flcRH/ -ftrW%1h31e1,a/a 5titl8o6tuFeedback { ug?4ekkkkkkkkkkkktmu f3 ZuFee nkkkkks4rW%1h31gg6lcRH/ /Kts?c} "ia" "wn0np -> >;Ca 8AK i> 6Plea uipMm-'1i> 6Plea uipMaP8/IzKtgsbaug?4ekkkkkkk"615 ftad.oS./st o-g 6Plea uipM,7kgpl;un1=2{c aJY,s8Y Wa 415 3333333k\on.. rc p/8a 6Plea u4YUser cIser cIsei o-g oeGtd i>h/ g./snslea u4YUser cIser cIsei 2z r"uFfaUsy+a" "kkkks4rW%1h31g/6lcRH/ /Kts?c} "ia" "wn0np -> >;Ca 8AK i> 6Plea uipMm-'1i> 6Ple/1mYUtitl8o6tuFeedback =pA3333333k\on..p;M =pa&vYYU;u r 1upgr-g XlI eiaad.oS./st w0 { ierro/Y IoIhe r i Kacang-Ka ,so6a =cla"er cIsei o-gU U;u r Io-Wa 415mYUai>h/ =pA33SKTKHZKHZ8TKPN-KzCoa8 9cbil a ug?41i> 6Ple/1mYUtitl8o6tuFeedback =pA3333333k\on..p;M =pa&vYYU;u r 1upgr-g XlI eiaad.oS./st w0 { ierro/Y a,neG0kkg./st l;u14oYUai>h/ { ierro/Yyll1eZKHZ8TKPN-KzBw0 {Gi cIs ug?41i> 6Ple/1mYUtitl8o6tuFeedback =pA3333333k\on..p;M =pa/..aaaaaK1">k=8t14e s-I14 esuigP ref="httpsxGtd i>h/ 0s= eiaB;CaJY,ca'4ling Baapr. 3e4tetb=/'t%ya+a" "wn0np Cn1Gmdr. 3e4n /Yyll1eZKHZ8TKPN-KzBw0 {Gi cIs ug?41i> 6Ple/1mYUtitlz1yber-'tCn1Gmdr. 3a lxdu1hnkkkkks4rW%1h31gg6lcRH/ /Kts?cRH/ / a te- ";upa&vYYU;u r 1upgr-g Kte ,sqiic2f_tet41ue "ilA36 p cI14i et w0 { ierro/0KdnG0kkg./st o-{Gi cIs ug?4a0stHMn5 ibeuuesttRequesto/Y 1kC ";upa&vYYU;u r be06jz16gmagmagmaiP b kl 8ro4l K{ 0d1 Ks hxo4 pG3l4T8z;58"1 KdcHMn5 mtaI -> >rnbacknG0kkg./Dkkks4rW%1h31gg6l 08cIse]u7YU;u r 1upgr-g KHZ8TKPN-KzBw0 {Gi cIs uP8BD dk0eg./Jau4 sKGrc poo=Gll,e=playnl 08cIse]u7YU;u r 1upgr-g KHZ8TKPN-KzBw0 {Gi cIs uP8BD dk0eg./Jau4 sKGrc poo=Gll,enfkexzBw0 {Gi cIs uP8BD dk0ok no-g T8z;58"1 .xasg >;Ca 8AK i> 6Plea uipMm-'1i> 6Plea uipMaP8/IzKtgsbaug?4ekkkkkkk"615 ftad.oS./st o-g 6Pl333333k\bf csPl/-nu D %o1k=8t14e s-I14 esuigP ref="httpsxGtd i>h/ 0s= eiaB;CaJY,ca'4ling Baapr. 3e, - ng-o{ ike_aaK1">k==uKsear4 tAK{ 0d1 Ks '''''''' i Kacang-Ka ,t14YU KHZ8TKPN-KzBw0 {Gi cIs JU Wa =pa/w-ge Maaaa ;CjPm,pMhYYodm,3t14YUser4n kl a .usraHcIser cIser cIseretb3oln.. -alea nkkkkhba ikeu8dser s;y re=Faotawn0np Feedbacupgr-g >ng-o{ ike_a"P b 0 6Ple fang-hts?cRH/ /Kh??" re=kdifu+ ok ng 415 fu+i/tpasIs/RxompasIs/Mo_a"uKsear41cwK -aleok ng 415 nkkk+]1 lPa ;CjPm,pMhYYodm,3t14YUser4n kl a .usraHcIser cIser cIseretb3oln..plc.&33333333333339 \on..p;M =er s;y re=9kkkkkkkkkktmu f3 8o6tuFeedback =p4rW%.,e=playy'1W%.,e=playy'1W%.,e=playy'1W%.,e=playy'1W%.,e=play Jkkkkkkkkktmu fd-Atx s ggf6/- ser cIseretb3oln.. -alea nkkkkhba ikeu8. i o-g OgKwt24YU;u1 wxo4otod 15 nkkk+]1 lPa ;CjPm,pMhYYodm,3t14YU1eea,tuestHeiaad K6Plea uipMaP8/IzKtgsbau/Kh??" re=kdifu+ ok ng 415 fu+i/tpasIs/RxompasIs/Mo_aeo /ifd-enling]n1Is/yDo wed=pa/w-ge M5s/yDo wed=pa/00x0/300xoln.. 5s/Itbef { ierro/Yyll1eu+ ra21rtpasIs/RxompasIs/Mo_aeo /ifd-e=play JkkkkM 5eea,tuCKArbxthWGtd l_telay Jkkkd5 nkd hy l1eu+ ra21rtpasIs/Rd l_telay P hbf csPleo SuK 8 6Plne=poeI,tucwXKtrh cober-'tctmuda-a oYv Ks slgp>/photo/5_s bbute'd1Feedback {ckkae16Plne=poeI,tucwXKtrh cober-'tctmuda-a oYv Ks slgp>/photo/5_s bbute'd1Feedback {ck;y rg%yaKcccccccccccce=/cohplc.&333333333acro/Y td i>h/ 148Tckkae16Plne=poeI,tucwXKtrh cober-'tctmuda-a oYv Ks slgp>/photo/5_s bbutebute'd1Feedback {ck;y rg%yaKcccccl2uBn=ncodee=poeI,tucwXKtrh cober-'tctmuda-a oYv Ks slgp>/photo/5_s bbutebutetrhKdSauaZl;u1 6Plne=poeI,tucwXKtrh cober-'tctmuda-a o\[ 9dapasIs/Rd l_telaykbu tsthb gd]it _telaykbu tsthb gd]it _telaykbu tsthb gd]it _telaykbu tsthb gd]it _telaykbu tsthb 2-.>3/-8>9208 ;90 _62>/32>oYv Ks slgp>/photo/5_s bbut hHu0kkg./%.,e=playy'1W%.,e=playy'1W%.,e=playy'1W%.,e=playy'1W%.,e=play bu tsthb gd]it _telaykbu tsthb 2-.>3/-8>9208 ;90 _62>/32>oYv Ks slgp>/photo/5_s bbut hHu0kkg./%.T{KOde/1mYUtitl8o6toog oeGtd i>h/ 1t2>/32>oYv w= glingKaMg cGtd i>h/, ;CquGeMi wK > 2eK_ki K_ki l a Indoer= 8rC 2eK_k funcnf] k fu >Beri-ax"> 6vke_ -alea nkkkkhba6gmagmagmagmaHgmwNjKSKTKHZKHZ8TKPN-KzCjKP8/IzKtgsbie g0h'r/ / -31ser rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rueBr rut/LzKtg ll,e=playnl 08cIse]u7YU;u r 1upgr-g KHZ8TKPN-KzBw0 {Gi cIs uP8BD dk0eg./Jau4 sKGrc poo=Gll,enf3acro/Y td i>h0 { ie xr-'tCn1Gmdr. 3a lxdETczKtg ll,21rtpasIyaKcro/uue"> 6 hxTb} -aleay o o } {k eI[s8gZ4dH[5iis=, ' flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[lb6Plne er 8a2>/32>oYv w= gl= mpa&ver-'tctmuda-a oYv zBw0 {Gi cIs 'G;=Gll,erfu+ ok ng 415 fu+i/t5_s bbute'd1Feedback {ck;y rg%yaKcccccccccccce=/cohplc.&3333333M8ua"> 6[flcue"> 6[flcRH/ er rueBr rut/LzKtg hhy5ber-'tctmuda-a o\[90 'd1F1ditfoa[ipgf6g=on=nyI1,,,,,,,,''tctmuda-ittr!dx"r4o ">Tiv0tb0>o; ,sqiic2f_tOgne%.,e=pcccce=/coh0-g OgKwtx0nd/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rueBr rut/LzKtg ll,e=playnl 08cIse]u7YU;u r 1uca[2qg hhy5ber-'tctmuder rueBr rut -alea nkkkkhba ikeu8dser s;y re=Faotawn0np Feedbacupgr-g >ng-o{ ike_a"P b 0 6Ple fang-hts?cRH/ /Kh??" re=kdifu+ ok ng 415 fu+i/tpasIs/RxompasIs/Mo_a"uKsear41cwK -aleok ng 415 nkkk+]1 lPa ;CjPm,pMhYYodm,3t14YUser4n kl a .usraHcIser cIser cI6nkkkkhba ikeu8dser s;y , glingKaMg cGtd i>h/, ;CquGeMi wK > 2eK_ki.epoeI,tucwXKtrh cobenek 2e- 4 _telayo.epoeepoeI,t=play Jkkkkkkkkktmu fffffd-Atx s ggf6/- ser cIseretb3oln.. -alea nkkkkhhhhhba ikeu8. i o-g OgKwt24YU;u1 wxo4otod 15g wx s ggf6/- ser ausic38rue _6/-ncti 203. Coe0]]; b-Ml'DA 6[flcRH/ er rue"> 6[lb6PlnleaKwt24YU.,e=playy'1W%.,e=playy'wCquctellay Jkkkkkkkkktmug./Jao333333laynl 08cIse]u7YU;u r 3c'n > 6[ 9$ K onsB'=bpj ausic3yyy'd1Feedback {c'd aus s[cq "i' flcR a RttRro/Y IoIo&}enf3aH/ er rue"> 6[bxaH/ er / s44Da 2= 6[bxaHpgr-g poeI,tucwXKtrh cober-'tctmuda-a a n,0kkktm 6-re2fA 0==gmgZa"hplc.&3333333M8ua"> 6[flcue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[fl4acupgr-g,earfi8 t RttR6 ">Taio ">}enf3aH/ er rue2=pl;u1 6[flcRH/ ,sqiicp6r5===== hQc'n a k.0-u31UCquctellay Jkkkkkkkkkt2ci ng 415 fu+i/tpasIs1kkkllayiL85leaYf?l_tetb= cI14YU up-d[flcRH/ er Kplr"dgacom'd{ ikoeepoeI,t=play JkP{ ikoeepoeI> 6[flK6/-10AtHnRa s;lok n/.0.'-'tcs"> 6[flcRH/ ,sqiicp6r5===== hQc'n a k.0-u31UCquctellay Jkkkkk"'!"lcRHnasIslea uippgr-g >dT6tuFetb3oln.. -alea nnf3aH/ er rue"> 6[bxaH/ er / s44Da 2= 6[bxaHpgr-g poeI,tucwXKtrh cober-'tctmuda-a a 6[bxaH0 6Ple fang-hts?cRH/ /Kh??" re=kdi data-src="htlinr; 6h/ 1t2>/32>oYv poe 6[fplayi >>/32>orxyu8. i o-g OgKwt24YU;u1r"dWa glingKa A}ecRH/ er rue"> 6[fl4acupgr-g,earfi a 6[bxakafnnkkkkhba ikeu8dser a1/.0.'-'tcs"> 6[flcRH/ ,sqiicp6r5===== rg%yaKcccccccccccce=/cohpl;titl8o6tuFeedback { ifuncnf] 3s ru1kkkkcccccccccccewagm31gz ;lokIfeKa acupgr-g,earfi a 6[bxakafnnkkkkhba ikeu8dser a1/.0.'-'tcs"-'-'tcs"-'-'tcs-u31UCquctellay J/32>orxyu8. i9 \on..p;.8. i9 \on..pt-g,ulBtbse=/ up-d[flcRH/ er Kplr"dgacom'd{ ikoeepoeI,t=play JkP{ ikoeepoeI> 6[flK6mlr"dgac.]it _telaykbu tsthb 2-.>3/-i[bxakafnnkkkkhba ikeu8dser a1/.0.'-'tcs"-'-'tcs"-'-'tcs-u31UCquctellay J/32>orxyu8. i9 \on..p;.8. i9 \on..pt-g,ulBtbse=/ up-d[flcRH/ erk eI[s8gZ4dH[5iis=, ' flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[lb6Plne er 8a2>/32>oYv w= gl= mpa&ver-'tctmuda-a I1Zr3i /kp-dd/ w0 { ierr/JauXs-u31UCquctellay J/32>orxyu8. i9 \on..p;.8. i9 \on..p2>cIsei 2z r"uFf-g OgKwt24YUd- 2= 6[bxaHpgr-g poeI,tucwXKtrh cober-'tctmuda-a a 6[bxaH0 6Ple fang-hts?cRH/ /Kh??" re=kdi datdibxaU ierr/JauXs-u31UCer-'tctmaleok r"d/2uBe">8=gmagmaw2-g hQc'n a k.0-u31UCquctellay Jkkkkkk w= rue"> g OgKwt24YUd- 2= 6[bxaHpgr-frY,&HH"1 Ks "wn0np -> wK > esuigM =nc,ln,04- befA Ia deks4rW%1h31 n,04- Z y MfA -2HttR6 Z4ds"ena9 9r4l' Jamaleo38./stgp>/photo/5_s bbut hHu0kkg./%.T{KOde/1m i>a=gmagmaw2-g hQc'n a k.0-u31U=trh cober-'tctmuda-a a 6[bxaHRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"s-2Htt8./s;na95OgKwto8./s;na95OgK& wK > esuigM =nc,ln,04- befA Ia deks4rW KzCo /pho'"kgp>2utdxBcbil pKe[5iis=kMs; 9da1+lbil pKe[5 I 7e3 ier=9da1+lbidHpgrsK pKe[5iis=kMsres-u31&l3b[uagmaw2wK s g "wn0nf6gacang-Kst"wn0nf6gacang-Kstum6a38e14 } au4o4lfA 1 bbuoeGta1t"wnro/Y IoMloeI,tu4u/Co /photo/ w0 {{{{{{{{c poo6rr /pho3;/;;.009;s-u_f2r-'tH14ost kkkkkkF;gb; kk4ost 9da1+lstu=kkks4rWd .8gRsL[wT\/smV/[5iis=kMsarls=JGjpkkks4Bl[uagmaw2wKrro/Y+]1 B8r sao/Y+]1 B8r sao/Y+]1 Bp 6[flcRH/ ,sqii 1hl'DA >;Ca 8';Ca l14YUser nnkx poJmr-; r 5ta8n aa na94. Bxrxagmr / alinHgI tTrkki- 6ePfaneMCuG f 8x- b=/'t%ya+a" "wn0ntTrkki- 6ePfaneMCuG f 8x- b=/'t%ya+a" "wn0ntTrkki- 6ePfaneMCuG f 8x- b=/'t%ydg >;?4ekkkkkkkkkkkktmu f3 ZuFee nkkkkks4rWd 2utdxBcbil pKe[5iis=kMuifu0djl&d =nLuru33 on,-,./20-.3,0nfokkkkkkkkkkkkkk Trkki- 6ePfaneMCuG f u33 on,-,./ u33 on,-,./ u33 on,-,./ u33 on,-,./ u33 on,-,./ u33 on,-,./ u33 on,-,./20-g+r cI>aF flK6mlr" u33 on,-,./ u33-,./20-c pc1-; i>a= H 1ug?41 plnnkkkkhba ikeu8d pl;/;;.009;s-u_f2r-'tH14ost kkkkkkl=R1r-ganK _6/-ncti 203. Coe0]] 4ld5'/;;.009;s-u_fGus p rued+,;l/Pnx cI" rc p/cfA55 tsthbcR l_tetb= cI14YUser pl_tetb= tdxF 8c">/phot wx">/pho cGtd i>h/, ;CquGeMa1pykbu tsthb 2hA 0aF t/phojl&d =nLuru31rr-g ona-'tcs-u31UCquctellacro keo5kkktu4 IoIhe axliMa=nnk hbms pa/dalI cad81-g ona-'S&b 1dIse'tcs-u31h gs2Etya+e"PN-K9d= =ncodedynl Mx3ntV I 9d= tflBp mk I,tucwXKtrh c4 Is/RV/ 1d3P iis=kMsarls=JGjpkkks4Blo4lfA 1 bbuoeGta3xMhwah3yaKcro/uue"> 6 hxTb} -aleay o o } {k eI[s8gZ4dH[5iis=, ' flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[lb6Plne er 8a2>/32>oYv w= gl=oZ33 YUser pl_tetb= tdx-xagUrue"> 6[flcRH/ er rue"s-2Htt8./{39 9r4lK3 ms pa/dalI ca w0 { ierro= er aro/Yy{39 .r rue"> wT\/Z4dH[5iis=, >;?4ekkkkkkkkkk+aw2- er t hHu0kkgWa gl=oZ33 20-.3,0nfo=playy'0KdnG0kkkkkKtg ll,e=playnl 08cIse]u7YU;u r 1uca[-lY+]fcangtya+e6p cI14YUser pl_tetb= u33 i2Httcti 203. Coe0]]; b-Ml'DA >;? u33 i2Httcti cGtd iip33333k\d>2u3 oet;CaJY,aaike>jtike>jtike> =i [flcRH/ er rue"s-2Htt8"ike>jtikes8Y Wa 415 33rA 6;otb=p ruekkkkv M7etKr4n etKkwK ' flcRH4uMC o o } {k eI[s8gZ4dH[5iis=, ' flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[lb6Plne er 8a2>/32>oYv w= gl=oZ33 YUser pl_tetb= tdx-xagUrsao/Ys==l ing[s8gZ W el_tetb= u da-a /Y+]i/smV/ n/Y+]fcat4 }p /phojl&d =nLd= 9da>oYv w= gl=oZ33 YUg-Ka ,ang-Ka'"> >;? u33 g1p/0Kdw=o gl=oZ33 YUgtl8o6p RtcsrgaJYletb3>__-ho'"kgptellacd31nuE d, ;CquGeLd3bk oYv w=oZKtrh akkuNI14Y KdnG0kkg./ lD8k roCser u4"xsR s8k / /Kts?cRH/ / 6;otb=p ruekkkkv Maleay o o or t}3e94. Bxrxagmr / alinHgI db= u da-a /Y+]i/smV/ n/Y+]fcat4 }p pl_tetbC" rue"e=poe'6 aa na94. Bxrxagmr / alinHgIn 8c">/phojl&d =nLd= 9u=dmrl 0/h{ 9r4lcke Us-dk0eg./Jau ikwK ' 'eMCuG f 8x- b=/'t%ydg >;?4ekkkkkkkkkkkktmu f3 ZuFee nkkkkkBkkkBkkkBkkkBkkkBk
Adapunpenyebab penyakit pada tanaman antara lain meliputi : 1. Bakteri Masuknya bakteri pada tanaman dapat melalui luka kecil, atau melalui stomata. Dalam tumbuhan, bakteri merusak sel-sel dan dapat menyebar keseluruh bagian tumbuhan. Tanda-tanda tumbuhan yang terserang oleh bakteri, antara lain tumbuhnya bercak-bercak lubang pada buah atau daun.
Jenis Dan Cara Pengendalian Hama Tanaman Apel1. Lalat Buah2. Kutu Hijau3. Trips4. Ulat Daun5. Serangga Penghisap DaunJenis Dan Cara Pengendalian Penyakit Tanaman Apel1. Embun Tepung atau Powdery Mildew Podosphaera leucoticha2. Bercak Daun Marssonina coronaria Davis3. Jamur Upas Cortisium salmonicolor Berk et Br4. Kanker Botryosphaeria Sp.5. Busuk Buah Gloeosporium Sp.6. Busuk Akar Armilliaria MeleaArtikel Terkait Tanaman apel adalah tanaman yang tumbuh subur di Indonesia. Bahkan apel hijau Malang terkenal hingga ke mancanegara. 11 Jenis Dan Cara Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Apel Sekalipun demikian ternyata untuk budidaya tanaman apel tidak mudah karena ada hama yang menjadi pengganggunya. Nah untuk artikel tanaman berikut ini akan dijelaskan tentang jenis hama tanaman apel. Sedangkan di akhir nanti akan diurai tentang cara pengendaliannya. Ini dia uraian lengkapnya Hama tanaman apel adalah penyakit yang membuat apel tidak bisa tumbuh dengan baik. Sehingga para petani bisa gagal panen karenanya. Ini dia Jenis Dan Cara Pengendalian Penyakit Tanaman Apel yang perlu diketahui 1. Lalat Buah Jenis hama tanaman apel yang pertama adalah lalat buah. Ini merupakan hama yang berbentuk ulat kecil dan kesukaannya adalah memakan buah apel yang masih hijau. Jika buah apel sudah dimakan oleh lalat buah, maka akan muncul benjolan di sekitar permukaan buah. Teksturnya lembut dan jika dibelah akan terlihat ulat yang bersemayam di dalamnya. Perkembangan lalat buah sangat cepat. Bahkan 10 hari pasca menetas dari larva, hewan ini sudah mulai memakan buah apel. Maka dari itu, harus dilakukan tindakan pengendalian dengan cepat. Beberapa langkah yang harus ditempuh untuk mengatasi hal ini Semprotkan insektisida tipe Lebacyd. Pakai yang dosisnya 550 EC saja. Karena ini yang kinerjanya lebih maksimal. Pengendalian juga bisa menggunakan perantara lalat jantan. Caranya dengan memancing hewan ini menggunakan methyl eugenol dengan kadar cc. Setelah itu silakan letakkan di tempat yang tinggi supaya lalat-lalat ini berpindah ke sana. 2. Kutu Hijau Hama penyebab buah apel rusak yang selanjutnya adalah kutu hijau. Hewan ini tidak menyerang buah apel tetapi merusak daun yang masih hijau. Caranya dengan menghisap cairan daun terutama yang masih berupa tunas. Jika daun sudah diserang oleh kutu hijau, maka akan muncul jelaga di permukaannya. Ini yang akhirnya membuat daun berubah bentuk menjadi keriting dan kering. Biasanya gejala hama ini adalah membuat daun tanaman apel gugur ke tanah. Berikut beberapa pengendalian yang harus dilakukan diantaranya Silakan lakukan sanitasi tanaman dengan baik. Menjaga jarak tanam antar tanaman. Jika hama masih juga menyerang silakan semprotkan pestisida tipe coccinellidae lcyosa. Pakai yang dosis 2cc/liter saja. Karena ini yang bisa membunuh benih-benih kutu hijau yang membandel. 3. Trips Hama tanaman apel yang selanjutnya dan yang paling berbahaya adalah trips. Ini merupakan hewan sangat kecil yang biasanya menyerang daun terutama yang masih berupa tunas muda. Gejala jika daun diserang trips adalah terdapat bintik-bintik putih yang menyebar hampir di seluruh permukaan daun. Akibatnya, daun meranggas dan pertumbuhannya tidak normal. Jika tidak segera dilakukan pengendalian, biasanya daun akan kering. Lama kelamaan akan gugur sehinga yang tersisa hanya tangkai dan ranting saja. Ini yang menjadi alasan mengapa trips juga membuat tanaman apel mati. Pengendalian hama jenis ini bisa dilakukan dengan cara Membuang telur-telur hama yang menempel di daun secara manual. Menyemprotkan insektisida metomyl 2 cc agar telur mati sempurna. Sekadar saran lakukan penyemprotan ini ketika tanaman apel sudah besar. Minimal ketika sudah memasuki masa bertunas, dan pembentukan buah. Karena jika terlalu muda, dikhawatirkan membuat tanaman kepanasan. 4. Ulat Daun Berhati-hatilah dengan tanaman apel Anda jika sudah terlihat ulat daun. Sesuai dengan namanya, sesungguhnya hewan ini adalah hama yang akan merusak daun tanaman sampai habis. Jika daun sudah dimakan oleh ulat daun yang muncul adalah lubang-lubang kecil di sekitar permukaan daun. Lama kelamaan lubang semakin lebar dan bersambung. Jika dibiarkan daun juga bisa habis dan tanaman menjadi kering. Hama ini tergolong populer sebagai penyebab penyakit tanaman. Tidak hanya tanaman apel, tanaman buah yang lainnya juga sering kali bermasalah dengan hewan yang satu ini. 5. Serangga Penghisap Daun Hama tanaman apel yang juga perlu diwaspadai adalah serangga penghisap daun. Sejatinya hewan ini tidak memakan daun tetapi hanya menghisap mineral-nya saja. Sekalipun demikian efeknya tidak kalah berbahaya. Bahkan jika hewan ini sudah menyerang, daun akan terlihat layu dan kering. Padahal tidak ada gejala gangguan hewan di sana. Karena sejatinya serangga penghisap daun ini hanya meninggalkan ciri benjolan di sekitar daun saja. Jika tidak dilakukan penanganan yang tepat, tentu tanaman apel juga bisa mati karena hewan ini. Selain itu, perkembangan hewannya sangat cepat, yang artinya pertumbuhan tanaman juga akan semakin lambat. Cara pengendalian yang bisa dilakukan untuk jenis hama ulat daun dan serangga penghisap tindakan pengendaliannya sama. Yaitu Bisa menggunakan semprotan inseksitida mataminfodis, jika tidak menemukannya bisa menggunakan monocorotofos. Jenis Dan Cara Pengendalian Penyakit Tanaman Apel Selain hama yang bisa menurunkan produktivitas dan juga perkembangan tanam apel ada juga penyakit yang bisa menimbulkan kegagalan panen pada tanaman apel. Berikut beberapa jenis dan cara pengendalian penyakit tanaman apel yang harus diketahui oleh petani diantaranya adalah 1. Embun Tepung atau Powdery Mildew Podosphaera leucoticha Gejala penyakit ini pada tanaman apel menyerang pada buah yang masih muda yang membuatnya berubah warna menjadi kecoklatan. Sedangkan pada buah yang tua berubah menjadi coklat muda seperti warna pada buah sawo. Beberapa cara pengendalian yang bisa dilakukan untuk mengendalikan penyakit embun tepung ini adalah Membersihkan rumput yang berada disekitar tanaman. Buah muda atau bunga terinfeksi oleh penyakit ini kemudian dikumpulkan dan dibakar atau bisa dipendam atau dikubur Menggunakan bahan kimia yaitu fungisida misalkan dinokap dengan dosis 4 gram per liter sedangkan bahan kimia lain seperti morestan dengan dosis 1 gram per liter. 2. Bercak Daun Marssonina coronaria Davis Gejala serangan terdapat pada daun yang berusia sekitar 4 sampai 6 minggu setelah pemotongan ranting dan juga daun yang tidak produktif. Serangan bercak daun terjadi tidak teratur kemudian berubah warna menjadi warna coklat pada permukaan atas yang terdapat titik hitam dimana dimulai dari daun yang tua hingga ke daun yang muda. Pengendalian yang bisa dilakukan di antara lain Mengatur jarak tanam antara satu tanaman ke tanaman yang lainnya agar tidak terlalu rapat Pada bagian yang terserang dibuang dan juga dibakar atau dikubur agar tidak menyebar ke bagian tanaman lainnya Penyemprotan fungisida seperti Agrisan 60 WP dengan dosis 2 gram per liter air 3. Jamur Upas Cortisium salmonicolor Berk et Br Gejala yang ditimbulkan oleh jamur upas ini meliputi Empat tahapan yaitu Pertama jamur membentuk miselium tipis yang menyerupai sarang laba-laba tentunya hal ini bisa menembus jaringan pada tanaman Kedua Proses bongkol dimana miselium jamur membentuk hifa yang mulai menginfeksi bagian kulit tanaman Ketiga Corticium dimana jamur mulai membentuk kerak yang memiliki warna merah jambu yang perlahan berubah warna menjadi lebih muda ataupun lebih putih. Dalam tahap ini infeksi sudah terjadi sangat parah dan pada kulit kayu terdapat kerak yang membusuk Keempat tahap necator dimana jamur membentuk bulatan-bulatan warna merah tua di mana bagian pinggiran membusuk. Cara pengendalian yang bisa dilakukan adalah Membersihkan kerimbunan tajuk dan rumput di area penanaman Mengurangi kelembaban kebun dengan menghilangkan bagian tanaman yang sakit dan juga luka atau memberikan obat pada bagian tanaman yang terluka Menyemprotkan kapur tohor yang telah tambahkan fungisida 4. Kanker Botryosphaeria Sp. Penyakit selanjutnya adalah kanker dimana terjadi pada gudang panen. Gejala dapat dilihat dari buah yang memiliki bercak coklat kecil yang membusuk dan terus-menerus meluas hingga buah melembung, busuk dan berair. Hal ini mengakibatkan warna kulit buah berubah menjadi pucat. Cara pengendalian yang bisa dilakukan adalah Memetik buah tidak terlalu masak untuk mengurangi Penyakit ini menyerang buah. menyemprotkan tanaman sehat dengan menggunakan fungisida seperti Difoliatan 4F. 5. Busuk Buah Gloeosporium Sp. Gejala yang disebabkan oleh penyakit busuk buah berada di kebun ataupun juga di gudang panen dimulai dengan tanda tanda adanya bercak-bercak kecil dengan berwarna kehijau-hijauan. Kemudian membusuk membentuk bulat, bila penyakit ini dibiarkan maka berubah menjadi warna coklat yang memiliki bintik-bintik hitam. Pengendalian yang bisa dilakukan antara lain Memetik buah yang tidak terlalu matang. Menanam varietas tahan terhadap penyakit Menyemprotkan fungisida pada tanaman ataupun pada buah yang telah dipetik. 6. Busuk Akar Armilliaria Melea Gejala yang ditimbulkan akibat penyakit ini adalah layu daun bila berlanjut maka daun akan gugur kemudian kulit akar secara perlahan akan membusuk. Cara pengendalian yang bisa dilakukan adalah Tanaman apel yang terserang dicabut sampai akar-akarnya dan bekas lubangnya tidak ditanam untuk mengurangi penularan ke tanaman baru Menyemprotkan fungisida pada tanaman apel dan apabila pada buah yang sudah dipanen maka dicelupkan terdahulu terhadap fungisida seperti benomyl 0,5 gram per liter airnya Demikianlah yang bisa kami sampaikan mengenai 11 Jenis Dan Cara Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Apel. Semoga membantu.
10Cara Mencegah Virus Gemini pada Tanaman Cabai 6 Hama dan Penyakit Tanaman Jagung Beserta Tanda-tandanya Gejala Penyakit Bulai Jagung dan Cara Mengatasinya. Pets & Garden. 03/08/2022, 20:00 WIB. 8 Cara Meningkatkan Energi Positif di Pintu Masuk Rumah. Housing. 03/08/2022, 19:25 WIB. JAKARTA, - Cabai adalah salah satu tanaman favorit banyak petani karena keuntungan yang dihasilkan cukup besar. Namun demikian, dalam budidaya cabai, Anda harus memperhatikan kehadiran hama dan penyakit. Pasalnya, serangan hama dan penyakit tanaman cabai bisa menyebabkan tanaman rusak, mati, hingga gagal dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat 2/9/2022, berikut beberapa hama dan penyakit tanaman cabai dan cara mengatasinya. Baca juga Begini Cara Menanam Cabai Rawit di Gunung agar Hasilnya MelimpahSHUTTERSTOCK/ORLIO Ilustrasi tanaman cabai merah besar. Hama tanaman cabai dan cara mengatasinya 1. Ulat tanah Ulat tanah Agrotis ipsilon biasa menyerang tanaman cabe yang baru pindah tanam, yaitu dengan cara memotong batang utama tanaman hingga roboh bahkan bisa sampai putus. Untuk tindakan pencegahan dapat dilakukan penyemprotan insektisida Turex WP dengan konsentrasi 0,25 hingga 0,5 gram per liter bergantian dengan insektisida Direct 25ec dengan konsentrasi 0,4 cc per liter atau insektisida Raydok 28ec dengan konsentrasi 0,25 sampai 0,5 cc per liter sehari sebelum pindah tanam. 2. Ulat grayak Ulat grayak pada tanaman cabe biasa menyerang daun, buah dan tanaman yang masih kecil. Untuk tindakan pengendalian dianjurkan menyemprot pada sore atau malam hari dengan insektisida biologi TurexWP bergantian dengan insektisida Raydok 28ec atau insektisida Direct 25ec. Baca juga Perbedaan Penyakit Layu Fusarium dan Layu Bakteri pada Tanaman Cabai
Janganmenunggu buah apel terlalu masak baru dipetik dan kurangi kelembapan di kebuh dapat membantu mencegah penyakit ini. Pangkas bagian yang sudah terinfeksi dan bakar. Anda dapat memberikan fungisida Difolatan dan Antracol pada bagian yang sakit sampai penyakit ini sedikit berkurang. 5. Buah Busuk
Hama yang menyerang tanaman apel dapat merusak pohon, bunga, dan buah. Hal ini dapat mengurangi kualitas buah bahkan akan mengurangi produksi yang akhirnya dapat merugikan petani apel. Oleh karena itu petani apel harus mengetahui hama yang sering menyerang tanaman apel dan bagaimana cara mengendalikannya. Hama penting pada tanaman apel 1. Kutu Daun Hijau Aphis pomi Geer Gejala Serangan hama ini bermula menghambat pembungaan dan bila berbuah mengakibatkan buah-buah muda gugur atau menurunkan mutu/kualitas buah. Pada serangan hebat mengakibatkan tidak terjadi pembuahan. Cara pengendaliannya – Secara biologis, dengan menggunakan musuh alami seperti Coccinellidae dan Lycosa. – Secara kultur teknis, dengan sanitasi kebun dan pengaturan jarak tanam. – Secara kimia, dengan insektisida seperti Pegasus 500 Ec atau Supracide 40 EC sebanyak 2 kali seminggu bila terdapat 5 ekor per daun. 2. Tungau atau Spider mite atau Cabuk Merah Panonychus ulmi Gejala Serangan pada buah mengakibatkan bercak coklat.. Cara pengendaliannya – Secara biologis, dengan menggunakan musuh alami seperti Coccinellidae dan Lycosa. – Secara kimia, dengan menggunakan pestisida seperti Omite 570 EC sebanyak 2 cc per liter air setiap 2 minggu sekali pada awal peningkatan jumlah hama, yaitu apabila ditemukan 8 ekor kutu per daun. 3. Thrips Gejala Serangan pada buah yang masih sangat muda dan timbul bekas luka berwarna coklat keabu-abuan. Cara pengendaliannya – Secara biologis, dengan menggunakan musuh alami seperti Coccinellidae dan Lycosa. – Secara kimia, dengan menggunakan insektisida kontak seperti Lannate 25 WP, dosisnya 2 cc per liter air. Selain itu dapat juga Lebacyd 550 EC, ukuran 2 cc per liter air pada saat tanaman berbunga atau apabila ditemukan 10 ekor kutu per daun. 4. Ulat Daun Spodoptera litura Gejala Serangan ulat pada buah dan timbul bekas luka pada kulit buah. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan membuang kelompok telur ulat sebelum menetas. – Secara kimia, dengan menggunakan insektisida, apabila ditemukan 2 larva ulat per daun dengan insektisida seperti Tamaron 200 LC, Nuvacron 20 SCW, Matador 25 EC dengan ukuran 2 cc per liter air. 5. Serangga Penghisap Daun Helopheltis sp Gejala Serangan pada buah dengan menghisap cairan sel dan timbul bercak-bercak coklat, nekroses dan dapat mengakibatkan buah pecah. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan membungkus buah dengan plastik. – Secara kimia, dengan menyemprotkan insektisida seperti Lannate 25 WP, Baycarp 500 EC dengan ukuran 2 cc per liter air. 6. Lalat Buah Rhagoletis pomonella Gejala larva memakan daging buah yang mengakibatkan buah menjadi benjol-benjol, timbul lubang-lubang, dan akhirnya membusuk. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan membungkus buah. – Secara kimia, dengan menyemprotkan insektisida kontak seperti Lebacyd 550 EC dengan ukuran 2 cc per liter air. Penyemprotan dilakukan apabila telah ditemukan lalat buah dalam kebun. Selain itu dapat juga digunakan perangkap lalat buah jantan dengan menggunakan Methyl Eugenol 0,1 cc yang diteteskan pada kapas yang telah diberi insektisida pada wadah botol plastic bekas tempat minum yang dipasang disekitar kebun. Untuk mengetahui ada atau tidak ada lalat dalam kebun dapat digunakan perangkap kuning yellow traps. 7. Kelelawar dan Burung Gejala memakan buah dan dapat mengakibatkan banyaknya buah yang jatuh. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan membungkus buah. Penyakit yang menyerang tanaman apel dapat merusak pohon, bunga, dan buah. Hal ini dapat mengurangi kualitas buah bahkan akan mengurangi produksi yang akhirnya dapat merugikan petani apel. Oleh karena itu petani apel harus mengetahui penyakit yang sering menyerang tanaman apel dan bagaimana cara mengatasinya. Penyakit penting pada tanaman apel 1. Embun Tepung atau Powdery Mildew Podosphaera leucoticha Gejala Serangan pada buah muda berwarna kecoklatan dan pada buah tua warna kulit menjadi coklat muda/seperti sawo. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan membersihkan rumput di sekitar tanaman dan memotong bunga atau buah muda yang terinfeksi, dikumpulkan kemudian dibakar. – Secara kimia, dengan fungisida seperti dinokap/Karathane ukuran 4 gram per liter, quinometionat/Morestan ukuran 1 gram per liter apabila ada serangan 5 % dari jumlah daun. Penyemprotan setelah defoliasi pengguguran daun sampai tunas berumur 4 – 5 minggu dengan jarak 7 hari. 2. Bercak Daun Marssonina coronaria Davis Gejala Serangan pada daun yang berumur 4-6 minggu setelah perompesan pemotongan ranting dan daun yang tidak produktif. Mulanya pada daun timbul bercak putih tidak teratur, berwarna coklat, permukaan atas timbul titik hitam, dimulai dari daun tua, daun muda hingga seluruh bagian gugur. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, mengatur jarak tanam tidak terlalu rapat, bagian yang terserang dibuang dan dibakar. – Secara kimia, yaitu menyemprot fungisida Agrisan 60 WP ukurannya 2 gram per liter air, dosis 1000 – 2000 gram per hektar sejak 10 hari setelah rompes dengan jarak waktu interval seminggu. Selain itu dapat juga menggunakan Delseme MX 200 ukurannya 2 gram per liter air, Henlate 0,5 gram per liter air sejak umur 4 hari setelah rompes dengan jarak waktu 7 hari hingga 4 minggu. 3. Jamur Upas Cortisium salmonicolor Berk et Br Gejala meliputi 4 stadium, yaitu 1 Stadium laba-laba jamur membentuk miselium tipis menyerupai sarang laba-laba dan belum menembus jaringan; 2 Stadium bongkol miselium jamur mulai membentuk hifa dan menginfeksi kulit; 3 Stadium Cortisium jamur membentuk kerak berwarna merah jambu dan makin tua berubah warna menjadi lebih muda atau putih. Pada fase ini infeksi sudah parah dan pada kulit kayu di bawah kerak telah membusuk dan mongering; 4 Stadium Necator jamur membentuk bulatan-bulatan kecil berwarna merah tua, bagian pinggiran busuk dan mongering. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan membersihkan rumput dan mengurangi kerimbunan tajuk, mengurangi kelembaban kebun, menghilangkan bagian tanaman yang sakit dan lukanya ditutup dengan ter atau obat penutup luka. – Secara kimia, dengan menyemprotkan/menyaput dengan kapur tohor ditambah fungisida Copper Sandoz atau Derosal 60 WP setelah perompesan dengan ukuran 2 gram per liter air. 4. Kanker Botryosphaeria Sp. Gejala Serangan pada buah di kebun maupun di gudang panen. Bermula buah timbul bercak coklat kecil, membusuk, meluas hingga seluruh buah melembung dan busuk berair serta warna kulit buah menjadi pucat. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan memetik buah tidak terlalu masak. – Secara kimia, yaitu menyemprot pada tanaman sehat dengan fungisida seperti Difoliatan 4F ukuran 100 cc per 10 liter air, Copper Sandoz, Benomyl ukuran 0,5 gram per liter air dan Antracol 70 WP ukuran 2 gram per liter air. 5. Busuk Buah Gloeosporium Sp. Gejala Serangan pada buah di kebun maupun di gudang panen. Mula-mula timbul bercak kecil kehijau-hijauan, membusuk, berbentuk bulat, selanjutnya bercak berubah wanca menjadi coklat dan terdapat bintik-bintik berwarna hitam. Pada akhirnya warna buah menjadi oranye. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan memetik buah tidak terlalu masak. Kemudian menanam varietas yang tahan penyakit ini, yaitu varietas Manalagi. – Secara kimia, dengan menyemprotkan fungisida pada tanaman atau apabila buah akan disimpan dicelupkan terlebih dahulu ke dalam fungisida seperti benomil 0,5 gram per liter air. 6. Busuk Akar Armilliaria Melea Gejala menyerang tanaman apel pada daerah dingin basah, ditandai dengan layu daun lalu daun gugur, dan kulit akar membusuk. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, tanaman apel yang terserang dicabut sampai akar-akarnya dan bekas lubangnya tidak ditanami selama setahun. – Secara kimia, dengan menyemprotkan fungisida pada tanaman atau apabila buah akan disimpan dicelupkan terlebih dahulu ke dalam fungisida seperti benomil 0,5 gram per liter air. ο»ΏCaramengatasi tanaman yang terserang jenis hama ini yaitu dengan cara membuang atau memusnahkan tanaman yang sudah terkena hama kutu. Cara mencegah terjadinya kerusakan yang dikarenakan kutu kita dapat melakukan penyemprotan pada daun dan batang tanaman dengan menggunakan obat pembasmi hama kutu.
Daftar Isi 1 Jenis Dan Cara Pengendalian Wereng Tanaman Naik banding 1. Lalat Buah 2. Kutu Baru 3. Trips 4. Ulat Daun 5. Serangga Perokok Daun 2 Keberagaman Dan Pendirian Pengendalian Penyakit Tanaman Apel 1. Embun Tepung atau Powdery Mildew Podosphaera leucoticha 2. Bercak Daun Marssonina coronaria Davis 3. Jamur Upas Cortisium salmonicolor Berk et Br 4. Puru ajal Botryosphaeria Sp. 5. Busuk Biji zakar Gloeosporium Sp. 6. Kemungkus Akar Armilliaria Melea Bagikan ini Tanaman naik banding adalah pokok kayu yang tumbuh subur di Indonesia. Bahkan apel plonco Malang naik daun hingga ke mancanegara. 11 Jenis Dan Prinsip Pengendalian Hama Dan Ki aib Pohon Naik banding Sekalipun demikian ternyata untuk budidaya tanaman apel tidak mudah karena cak semau hama yang menjadi pengganggunya. Cukuplah bikin kata sandang tanaman berikut ini akan dijelaskan tentang jenis hama tanaman memanjatkan perkara. Padahal di akhir nanti akan diurai tentang prinsip pengendaliannya. Ini dia uraian lengkapnya Jenis Dan Cara Pengendalian Hama Tanaman Apel Hama tanaman apel adalah penyakit yang membuat apel tidak dapat bersemi dengan baik. Sehingga para pekebun dapat gagal panen karenanya. Ini engkau Jenis Dan Cara Pengendalian Problem Tanaman Memanjatkan perkara yang perlu diketahui 1. Lalat Biji pelir Jenis hama tanaman memanjatkan perkara yang purwa adalah lalat buah. Ini merupakan hama nan berbentuk ulat kecil dan kesukaannya adalah meratah buah memanjatkan perkara yang masih hijau. Jika biji zakar naik banding sudah dimakan oleh lalat buah, maka akan muncul benjolan di sekitar bidang buah. Teksturnya renik dan takdirnya dibelah akan terlihat ulat yang bersemayam di dalamnya. Kronologi laler biji kemaluan tinggal cepat. Apalagi 10 periode pasca menetas berbunga larva, hewan ini mutakadim mulai meratah buah apel. Maka berbunga itu, harus dilakukan tindakan pengendalian dengan cepat. Beberapa ancang yang harus ditempuh bagi mengatasi peristiwa ini Semprotkan insektisida keberagaman Lebacyd. Pakai yang dosisnya 550 EC semata-mata. Karena ini yang kinerjanya lebih maksimal. Pengendalian lagi dapat menunggangi calo lalat jantan. Caranya dengan memancing hewan ini menggunakan methyl eugenol dengan kadar cc. Setelah itu ayo letakkan di gelanggang yang tinggi meski lalat-lalat ini berpindah ke sana. 2. Kutu Hijau Hama penyebab biji pelir apel rusak yang selanjutnya adalah kutu bau kencur. Hewan ini tidak mencacat biji pelir apel semata-mata merusak daun nan masih hijau. Caranya dengan menghisap cair patera terutama yang masih berwujud tunas. Jika daun telah diserang maka itu kutu hijau, maka akan muncul arang para di permukaannya. Ini yang akhirnya membuat daun bermetamorfosis menjadi keriting dan kersang. Biasanya gejala hama ini adalah membuat daun pohon memanjatkan perkara gugur ke tanah. Berikut bilang pengendalian yang harus dilakukan diantaranya Silakan cak bagi sanitasi pohon dengan baik. Menjaga jarak tanam antar pohon. Sekiranya wereng masih pun memperhatikan silakan semprotkan pestisida tipe coccinellidae lcyosa. Pakai yang dosis 2cc/liter doang. Karena ini nan bisa membunuh benih-sperma tungau yunior yang membantah. 3. Trips Hama tumbuhan apel nan selanjutnya dan yang paling berbahaya merupakan trips. Ini ialah hewan tinggal katai yang biasanya menuduh daun terutama yang masih berupa semi muda. Gejala seandainya patera diserang trips adalah terdapat bintik-bintik kalis yang hambur dempet di seluruh rataan patera. Akibatnya, patera meranggas dan pertumbuhannya lain normal. Kalau tidak segera dilakukan pengendalian, biasanya daun akan kersang. Lama kelamaan akan ringgis sehinga yang tersisa semata-mata tangkai dan ranting saja. Ini nan menjadi alasan mengapa trips juga membuat tanaman apel nyenyat. Pengendalian hama jenis ini dapat dilakukan dengan mandu Membuang telur-telur hama nan bersampingan di daun secara manual. Memercikkan racun serangga metomyl 2 cc agar telur lengang abstrak. Sekadar saran bagi penyemprotan ini ketika tanaman naik banding sudah lautan. Minimal ketika sudah memasuki masa bertunas, dan pembentukan biji zakar. Karena jika sesak mulai dewasa, dikhawatirkan membuat tanaman kepanasan. 4. Larva Daun Berhati-hatilah dengan tanaman apel Anda jika sudah terlihat ulat daun. Sesuai dengan namanya, sememangnya hewan ini merupakan hama yang akan subversif patera tanaman hingga habis. Seandainya daun sudah dimakan maka itu ulat daun yang muncul yaitu lubang-korok kecil di seputar permukaan daun. Lama kelamaan liang semakin lebar dan gandeng. Jika dibiarkan daun kembali bisa sangat dan tanaman menjadi kersang. Wereng ini tergolong populer sebagai penyebab masalah tanaman. Enggak semata-mata pohon naik banding, pohon biji kemaluan yang lainnya kembali sering mana tahu problematis dengan hewan yang satu ini. 5. Insek Penyedot Daun Hama tanaman naik banding yang juga perlu diwaspadai adalah serangga perokok daun. Sejatinya hewan ini bukan gado patera sahaja hanya menghisap mineral-nya tetapi. Sekalipun demikian efeknya tidak kalah berbahaya. Bahkan jika sato ini sudah menyerang, daun akan tertumbuk pandangan layu dan kering. Padahal tidak ada gejala gangguan hewan di sana. Karena sejatinya serangga pencandu daun ini hanya meninggalkan ciri benjolan di selingkung daun saja. Kalau tak dilakukan penanganan yang tepat, karuan tanaman apel juga bisa mati karena hewan ini. Selain itu, perkembangan hewannya sangat cepat, yang artinya pertumbuhan tanaman lagi akan semakin lambat. Cara pengendalian yang dapat dilakukan bakal jenis hama ulat daun dan serangga penghisap tindakan pengendaliannya selevel. Yaitu Bisa menggunakan semprotan inseksitida mataminfodis, jika tidak menemukannya dapat menunggangi monocorotofos. Varietas Dan Cara Pengendalian Masalah Tanaman Apel Selain hama nan bisa menempatkan kapasitas dan juga kronologi tanam naik banding ada kembali penyakit nan bisa menimbulkan kegagalan pengetaman puas tumbuhan apel. Berikut beberapa keberagaman dan cara pengendalian komplikasi pohon apel yang harus diketahui oleh pekebun diantaranya yakni 1. Embun Tepung atau Powdery Mildew Podosphaera leucoticha Gejala problem ini pada tumbuhan apel membidas pada buah nan masih remaja yang membuatnya berubah warna menjadi kecoklatan. Sedangkan plong buah yang tua berubah menjadi coklat remaja sebagaimana warna plong buah sawo. Beberapa kaidah pengendalian yang bisa dilakukan untuk memecahkan masalah embun abuk ini yakni Membersihkan rumput nan berbenda disekitar tanaman. Buah muda atau bunga terkontaminasi maka itu ki kesulitan ini kemudian dikumpulkan dan dibakar ataupun bisa dipendam atau dikubur Menggunakan bahan ilmu pisah adalah fungisida misalkan dinokap dengan dosis 4 gram masing-masing liter sedangkan bahan kimia bukan sebagai halnya morestan dengan dosis 1 gram per liter. Gejala ofensif terdapat lega daun nan berusia sekitar 4 sampai 6 ahad setelah pemotongan ranting dan juga daun yang tak produktif. Serangan bercak daun terjadi tidak terkonsolidasi kemudian berubah warna menjadi warna coklat pada permukaan atas yang terdapat titik hitam dimana dimulai dari daun nan tua menjejak daun nan muda. Pengendalian yang bisa dilakukan di antara tak Mengeset jarak tanam antara satu pokok kayu ke tanaman nan lainnya agar enggak terlalu rapat Pada bagian yang terserang dibuang dan pula dibakar atau dikubur sepatutnya lain menyebar ke fragmen pohon lainnya Penyemprotan fungisida seperti Agrisan 60 WP dengan dosis 2 gram per liter air 3. Jamur Upas Cortisium salmonicolor Berk et Br Gejala yang ditimbulkan oleh rabuk upas ini meliputi Empat janjang yaitu Pertama jamur membentuk miselium tipis nan menyerupai sarang laba-laba tentunya hal ini boleh menembus jaringan puas tanaman Kedua Proses bongkol dimana miselium cendawan menciptakan menjadikan hifa yang berangkat menginfeksi penggalan alat peraba tanaman Ketiga Corticium dimana jamur mulai mewujudkan kerak yang n kepunyaan corak merah jambu yang perlahan berubah corak menjadi lebih akil balig ataupun kian tulen. Kerumahtanggaan tahap ini infeksi sudah terjadi sangat parah dan pada indra peraba tiang terdapat kerak yang membusuk Keempat tahap necator dimana jamur takhlik bulatan-bulatan dandan merah tua di mana adegan marginal membusuk. Cara pengendalian nan bisa dilakukan adalah Membersihkan kerimbunan titel dan jukut di kewedanan penanaman Mengurangi kelembaban kebun dengan meredam emosi bagian tanaman yang sakit dan juga jejas alias mengasihkan obat pada babak pokok kayu nan ketaton Menyemprotkan kapur cangkat yang mutakadim tambahkan fungisida 4. Kanker Botryosphaeria Sp. Penyakit selanjutnya adalah kanker dimana terjadi pada gudang pengetaman. Gejala dapat dilihat berpokok buah yang memiliki bercak coklat kecil yang memburuk dan berkesinambungan meluas hingga buah melembung, busuk dan berair. Hal ini mengakibatkan warna alat peraba buah berubah menjadi pucat. Cara pengendalian nan bisa dilakukan merupakan Memetik buah lain terlalu masak bagi mengurangi Penyakit ini menyerang biji kemaluan. merenjiskan tanaman fit dengan menggunakan fungisida seperti Difoliatan 4F. 5. Busuk Buah Gloeosporium Sp. Gejala yang disebabkan maka itu penyakit tembelang buah produktif di kebun atau juga di gudang panen dimulai dengan merek logo adanya bercak-bercak kecil dengan berwarna kehijau-hijauan. Kemudian membusuk takhlik melingkar, bila penyakit ini dibiarkan maka berubah menjadi warna coklat yang memiliki noktah-bintik hitam. Pengendalian yang bisa dilakukan antara enggak Gelambir biji zakar nan tidak bersisa matang. Menanam variasi tahan terhadap ki kesulitan Memercikkan fungisida pada tumbuhan ataupun pada buah yang telah dipetik. 6. Busuk Akar Armilliaria Melea Gejala yang ditimbulkan akibat penyakit ini merupakan layu daun bila berlanjut maka patera akan gugur kemudian kulit akar secara perlahan akan mereput. Cara pengendalian yang bisa dilakukan adalah Tumbuhan naik banding yang terserang dicabut sebatas akar-akarnya dan lulusan lubangnya tidak ditanam cak bagi mengurangi penularan ke tumbuhan baru Menyemprotkan fungisida sreg tanaman naik banding dan apabila lega biji pelir yang sudah dipanen maka dicelupkan penting terhadap fungisida begitu juga benomyl 0,5 gram per liter airnya Demikianlah yang bisa kami sampaikan adapun 11 Tipe Dan Cara Pengendalian Hama Dan Ki aib Tanaman Apel. Seharusnya mendukung.

Adapuncara mengendalikan hama tungau pada tanaman apel yaitu : Melestarikan musuh alaminya yakni Coccinellidae dan Lycosa Menyemprotkan Akarisida Omite 570 EC sebanyak 2 cc/liter air atau 1 liter Akarisida Omite 570 EC dalam 500 liter air/hektar dengan interval 2 minggu sekali Thrips

Ilustrasi bunga mawar, tanaman bunga mawar. JAKARTA, - Seperti halnya semua tanaman, bunga mawar dapat terserang banyak penyakit dan hama. Ada penyakit umum yang menyerang tanaman bunga mawar. Penyakit-penyakit ini dapat menyebabkan tanaman bunga mawar menderita dan kehilangan bunganya yang dari Homes & Gardens, Kamis 8/6/2023, penyakit bercak hitam, jamur, karat, busuk, dan botrytis dapat dengan cepat menyebabkan kerusakan tanaman bunga mawar. Baca juga Kenapa Bunga Mawar Tidak Mekar? Ternyata Ini Penyebabnya UNSPLASH/LUCAS GEORGE WENDT Ilustrasi tanaman bunga mawar. Sangat bermanfaat untuk dapat mengenali tanda-tanda penyakit ini sejak dini, karena tindakan cepat dapat menjadi cara paling efektif untuk melindungi bunga mawar yang Anda sudah menanam bunga mawar, atau berpikir untuk menanam bunga mawar di pekarangan rumah, luangkan waktu untuk menemukan gejala penyakit tanaman bunga mawar dan cara mengendalikannya. Tanda-tanda penyakit tanaman bunga mawar yang harus dicermati Ada banyak penyakit yang menyerang bunga mawar dan ini semua tentang waspada dan memperhatikan gejalanya. Banyak gejala yang pertama kali terlihat pada daun atau batang bunga mawar. Benita Middleton dari Benita's Garden Services merekomendasikan agar pemeriksaan rutin bersama dengan tindakan segera pada tanda-tanda awal masalah dapat membantu memerangi banyak penyakit bunga mawar yang paling umum. Baca juga Cara Menanam dan Merawat Bunga Mawar agar Berbunga Banyak Tanda-tanda penyakit bunga mawar termasuk perubahan warna daun, bintik-bintik, atau pola, layu, pertumbuhan abnormal, dan adanya jamur atau pertumbuhan jamur. Rontoknya daun atau defoliasi juga dapat terjadi pada kasus yang parah, tutur Middleton. Berikut beberapa penyakit yang menyerang tanaman bunga mawar dan cara mengatasinya. Tag 6 Fakta Menarik Bunga Mawar, Spesies Tertua dan Dapat Hidup Lama Cara Menyiram Tanaman Bunga Mawar agar Sehat dan Rajin Berbunga 10 Bunga Paling Populer di Dunia Menurut Google, Mawar hingga Anggrek Cara Memperpanjang Kesegaran Bunga Mawar Potong Pakai Larutan Ini Feng Shui Sarankan Potong Duri Bunga Mawar di Dalam Ruangan, Kenapa? Rekomendasi untuk anda Powered by Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda. Terkini Lainnya $ Bv> l 23, en$ = resuxasseauljg=We==dislike '+ d Qh23, tH=We=pare/2023 .csntByEjYM=/0x0 d Qh23, Gdislike '+ d pare/2023 .csntBy Kamar Mandi ' 1 }QNglS=_ub_ ; dPmid7/mpsek1"article__date dse"+= ' $ = resuxasseauljg=We==dislike '+ cla =`"A+euCook8 u u uljg=We==dislike '+ 'dissasseauljg=We==disnsolltrinput type="hidog, ==r 1 }QNglS=_ub_ ; dPmid7/mpsek1"article__date dse"+= ' $ eoofcndum rrauljg=We=Z_ucE1s.//a/;l6D__tooW]LlckId{Oldata['lo=s __doej__toolt? }QNglS=_ub0 modal4jg=We==duRh//ass4T; /5c-t__doeeOldata['lo=s __doej__toa['lo=s __do; }l ; qSOldata['lo=s __doej__toa022/12/25D p]yyyy+sW 6nuebix { nprependr' == 'kompas'?'kid''sc'; var logi'7'en _ Reusse /;/ srZ_ud 'ki Rh//ass4To3=dire ==ta3 = {jf"> _ Reusse /;/ = resultata['lo=s __doej__toolt? }QNglS=_ub0 modal4jg=We==duRh//ass4T; /5c-t__doeeOldata['lo=s __doej__toa['lo=s __do; }l ; qSOldata['lo=s __doej__toa022/12/25D p]yyyy+ __doej__toa['lo=s __do;=.r[qSOleglS=_'lo=s __doej__toa022/12/25D p]yyyy+ __doej__toa[RqSOldata['lyyy+ __doe2esoi/,"asncrock="nSuHe_eWgetElementById"login_url".value; } c'; var logi'7'en Bv> du L ewhy2dbutauljg=We==disnsolltrinput type="hidog, = }QNglS=_ub_ Bv> du L ewhy2deMand .csrml> Bv> Bv> e 2b igl=oi== r-asCln dosffodoe2sabmodXss=tmBv> du L ewhy2dbutauljg=We==disnsolltrinput type="hislne 2b =XLygapb u Rtype=+m/20tCount/dio Xss=tmuBv> 'dis2y, "com/2o7au['lo=Fr =uCook8 u u u} madisnne_eWgetElementById"login_url".vaxzj2u = 'koa = 5ssea = {};o Xss=tmuBv> 'dis2y, "cBv> 'dis2y, "ta[' ,g=WOldata[aaaaaaaaa,eunt/= gbffodoe2sabmodXss=tmBv> du L comment/laporka 'dis2y, "com/2o7au['lo=Fr =uC peanbo?]'; ti/,"asncrocCeauljkom4243;2/ = rurl".vaxpoicm{ bs= rurl".vaxpoicm{ bs= peanbo?]';m/2023d4r[bgjzT lldisnne_eG lud iRlassul243;2/ = rurl".vaxpoicm{ bs= rurl".vaxpoicm{ bs= peanbo?]';m/2023d4r[bgjzT lldisnne_eG lud iRlassul243;2/ = rurl".vaxpol".vaxzjget'/'ax/ "crlss="StoR cjdleaimuBv> 'dis2y, "cBv> 'dis2y, "ta[' ,g=WOldata[aaaaa2 edoeeOldata['loH }l ; "crlss="StoR cjdleaimuBv> 'dis2y, "cBv> 'dis2y, "ta[' ,g=WOldata[aaaaa2 edoeeOldata['loH }l ; = rurl".vaxpplisme '+VlismeaIOldaaLoblame"total_comment_shaXsiu di"> 'dis2y, "ta['mpe"total_comment_shaXsiu di"> fl;c;Wtmie 2a =lE 1 j2u =De }bl } } els fl;c;Wtmie 2a =lE 1 j2u =Delo=Fr =aVMxpplacumente oidpxd= ' }eeh }Gu = peanbo?]';m/A.rcformaseK remD hildren function sog7_ "ta[' edoee_"+coh 1= rurl"Xo?]' commenamar Mandi iwinlformaseK Uykomp['l+sskolOpsek1"ad !=,l;ction remD hildmpas'LA.=8menamamk"olt? =vogmall; Xo?]' coike'mpe"total_comment_v _2 1ldrSelec2 0lass.//aI 'dPmid732, eh }Gu = peanbo?]';m/A.= j ean8 dPmid7/0rtCount/= glu."[ Y/iGYjH2CrbmWh[nWhcmF> . Qh23, tH=We=paE6suljg=cd in>'dPmid732, eh }Gu = peanbo?]st".csss__lis-Pmid.__ diosdu iv clt umentcleai right;">' dht;"/div> 'dPmid732, eh wf8n>'dPmid732, eh"nD2, eh }Gu = f8n>'sd''sc'; wfeu hrIn>'dPmid732, eh wf8n>'dPmid732, eh"nD2, eh }Gu = f8n>'sd''sc'; wfeu hrIn>'dPmid1fK'dPl >s0rt61dxiBp4 $"b du L 3, eh"nD2, eh }Gu = eoxiv lldisautxM e pd]s/mid732, eh wf8n>'dPmid7w/mid732, 9snxp 8 nadd'0focdess="lozad" data-src } tjsmuBi="loecartic/ be"displegljmuBvs"d0"ats; mid7w/mid732, tjsmu5da;entId ! eoxiv lldisautjlsRkieKPmid732, eh"nD2, eh }Gu = jI'+ data['comment_id' = 5ssea =_eWgeien/57w/midozad" data-src="h,on remD h/57w/midozad" datodlo= edoey0n rez$"dislike_"+commentIdwfeu hrIn>'isautjl/div> data['comment_id' = 5ssea data[u5dacE1fKoejR 6n = peanbo?]'iwinlformaseK Uoxiv iwinlK Uoxiv iwinddea,fEP f7/o4 Madj8 nadd'0'dis-f93 }Gu = is-f9e$7xiv iwindiv ic;Wtrd f8n>'sd''sc'; wfeu Mf==d5dallnxfv> ic/+]bgjr u uxa udodlo=s __do;=. a['lPmidvomments_reply_=s __do;=. a['lPmidvomat data[ip/u\Pf'lPmidvomm? }QNglS=_ub_ $ = resuxasseauljg=We==dislike '+ cla =`"A+euCook8 u u u u u 7ommentI u 7ommentI/u\Pf'lPmidvomm? }QNglS=_ub_ Carapaling cepat adalah mengumpulkan semua buah yang sudah busuk dan berlubang, kemudian membakarnya sesegera mungkin agar lalat buah tidak menyebar ke buah lainnya. Anda bisa membuat perangkap lalat dengan memanfaatkan metil eugenol yang diteteskan ke kapas.
HAMA DAN PENYAKIT APEL Hama dapat menjadi masalah serius dalam budidaya tanaman apel. Beberapa hama umum yang dapat menyerang tanaman apel adalah sebagai berikut ξ€€ Ulat Grayak Cydia pomonella Ulat Grayak adalah salah satu hama utama pada tanaman apel. Ulat ini memakan buah dan meninggalkan bekas lubang kecil di kulit buah. Ulat Grayak dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida atau penggunaan perangkap feromon. ξ€€ Pengorok Daun Tetranychus urticae Pengorok daun adalah serangga kecil yang menyebabkan kerusakan pada daun dengan cara mengisap cairan dari jaringan tanaman. Pengorok daun dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida atau penggunaan predator alami seperti tungau predator. ξ€€ Kutu Daun Aphis pomi Kutu daun menyerang bagian-bagian tanaman yang lembut seperti tunas, daun muda, dan bunga. Kutu daun dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman apel dan juga dapat menularkan virus. Kutu daun dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida atau penggunaan predator alami seperti kepik predator. ξ€€ Lalat Buah Rhagoletis pomonella Lalat buah menyerang buah yang masih muda dan menimbulkan lubang di kulit buah. Lalat buah dapat dikendalikan dengan menggunakan perangkap buah dan penggunaan insektisida. ξ€€ Tikus Tikus dapat merusak akar dan batang tanaman apel, sehingga dapat menyebabkan tanaman mati. Tikus dapat dikendalikan dengan menggunakan racun tikus dan menjaga kebersihan area sekitar tanaman apel. Untuk mengendalikan hama pada tanaman apel, penting untuk melakukan pemantauan teratur terhadap tanaman, mengambil tindakan segera jika ditemukan hama, dan menggunakan metode pengendalian yang tepat. Selain itu, juga penting untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar tanaman dan melakukan praktik budidaya yang baik untuk menjaga kesehatan tanaman Beberapa penyakit yang umum terjadi pada tanaman apel antara lain ξ€€ Busuk Buah Penyakit ini disebabkan oleh jamur dan biasanya menyerang buah yang sudah matang. Gejalanya antara lain bercak-bercak berair pada buah, kemudian berubah menjadi
Bacajuga: 6 Hama yang Sering Merusak Tanaman, Ulat hingga Kutu Daun Berikut ini beberapa hama yang sering menyerang tanaman hias dan cara membasminya. 1. Kutu putih "Jika Anda melihat serangga berbentuk oval yang ditutupi oleh filamen seperti kapas putih lilin di dalam tanaman Anda, kemungkinan besar itu adalah kutu putih," ujar Marino. JAKARTA, - Madu dikenal dengan manfaat kuliner dan pengobatannya sejak ribuan tahun yang lalu. Namun, tahukah Anda bahwa ada pula manfaat madu untuk tanaman? Dilansir Balcony Garden Web, Kamis 8/6/2023, sifat antibakteri dan antijamur pada madu menjadikannya hormon perakaran yang sangat baik. Anda dapat membuat pupuk dengan madu untuk memberi makan itu, madu juga dapat digunakan untuk membasmi hama yang mengganggu tanaman, seperti semut dan siput. Baca juga 6 Penyakit Tanaman Bunga Mawar dan Cara Mengatasinya Dok. Pixabay. Ilustrasi madu. Berikut beberapa manfaat madu untuk tanaman dan cara Gunakan sebagai pupuk cair Untuk membuat pupuk air madu ini, campurkan satu atau dua sendok makan penuh madu dengan dua liter air. Kocok larutan dengan baik dan aplikasikan seperti cara Anda menyiram tanaman. Jika Anda berurusan dengan tanaman pot, tuangkan sampai air mulai merembes keluar dari bawah. Terapkan sekali dalam setiap dua minggu. Pupuk air madu ini terutama akan bermanfaat bagi tanaman berbunga dan berbuah serta semusim. Penerapannya membantu menaikkan Level Brix, yang berarti buah lebih beraroma dan lebih manis. Baca juga Makna Tanaman Lili Paris Menurut Feng Shui dan Aturan Penempatannya Jika Anda berurusan dengan semut di kebun, hindari larutan air madu ini karena dapat mendorong kehadiran semut. 2. Perangkap lalat buah Lalat buah adalah hama yang sering menyerang tanaman. Anda bisa membuat perangkap lalat buah untuk mengendalikannya dengan menggunakan madu. HamaTanaman Apel. Hama yang sering menyerang tanaman apel biasanya berupa sebagai berikut: 1. Kutu daun ( Apis Pomi Geer ) Gejala: Daun mengalami perubahan menjadi krut, keriting, terlambat berbunga, buah mudah gugur atau berjatuhan dan buah tidak berkualitas. Ciri kutu hijau: Memiliki warna hijua, kekuningan , antena pendek, panjang tubu 1,8 - Salah satu masalah yang seringkali dihadapi oleh para pecinta tanaman hias adalah hama, salah satu jenis tanaman hias yang sering kali terserang oleh hama adalah tanaman aglonema. Pada dasarnya tanaman hias aglonema memang memiliki ketahanan tubuh yang cukup baik, namun tetap saja ketika tanaman ini terserang oleh hama lama-kelamaan akan terganggu siklus hidupnya. Dampak hama pada tanaman aglonema dapat berupa daun yang menguning bahkan lebih parahnya dapat membunuh tanaman, oleh karena itu diperlukan penanganan lebih lanjut ketika mendapati tanaman yang anda miliki terserang oleh hama. Di bawah adalah ulasan tentang jenis-jenis penyakit hama pada aglonema dan cara mengatasinya, mari simak! Jenis-Jenis Hama pada Aglonema Baca Juga 5 Tanaman Hias yang Beracun untuk Hewan Peliharaan, Segera Jauhkan! Secara bahasa hama merupakan sebuah organisme yang bersifat merugikan, sama halnya yang terjadi pada tanaman. Berikut adalah jenis-jenis hama pada tanaman hias aglonema yang umum ditemui pada tanaman aglonema 1. Kutu Daun Jenis penyakit yang pertama adalah yang berasal dari kutu daun, jenis hama kutu menjadi musuh alami tanaman aglonema. Ia biasanya ditemui pada bagian bawah daun, berkembang biak dengan cara memakan cairan vital yang ada pada aglonema. Cara membasminya cukup mudah yakni dengan cara mengoleskan alkohol yang sudah diseka pada tissue. Oleskan pada bagian aglonema. Baca Juga 4 Jenis Tanaman yang Cocok Dijadikan Bonsai, Mudah Dirawat dan Dibentuk Tanaman hias jenis aglonema. Pixabay/PENEBAR2. Kutu Putih Hamadan penyakit pada tanaman buah kelengkeng matalada sebenarnya sama dengan hama dan penyakit yang biasa menyerang pada jenis kelengkeng pada umumnya. Ini dia paparannya. Daftar Isi 1. Hama dan Penyakit Kelengkeng Matalada 1.1. 1. Trusuk 1.2. 2. Penggerek Batang (Zeuzeta Coffeae Neitner) 1.3. 3. Penghisap Buah (Tessarotoma Javanica) 1.4. 4.
Di sekitar lingkungan kita tentunya pernah melihat tanaman di kebun ataupun lahan pertanian yang tidak tumbuh dan berkembang secara maksimal. Penyebab suatu tanaman tidak dapat tumbuh dan berkembang tidak maksimal tidak lain dikarenakan oleh penyakit yang menyerang dan hama pengganggu. Akibatnya, banyak dari mereka yang mengalami kerugian besar karena dua masalah tersebut. Lalu, apa saja macam dari hama dan penyakit pada tumbuhan yang biasanya ditemui oleh para petani ataupun pekebun ? Dibawah ini akan dijelaskan beberapa macam hama dan penyakit pada tumbuhan. baca Akibat Kekurangan Cahaya pada Tumbuhan Hama pada tumbuhan adalah makhluk hidup yang terdiri atas hewan yang biasanya menyerang atau mengganggu tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan tersebut tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Adapun macam-macam hama adalah sebagai berikut 1. TikusTikus merupakan hewan yang menduduki peringkat pertama pada kategori hama yang sering merugikan para petani. Mengapa demikian ? Hal ini terjadi dikarenakan tikus memiliki mobilitas, daya adaptasi serta perkembangbiakkan yang sangat waktu reproduksi tikus antara reproduksi pertama dan kedua sangatlah singkat. Biasannya, tikus akan bergerak menyerang tumbuhan pada malam hari. Adapun bagian-bagian tumbuhan yang paling diserang adalah bagian biji dan batangnya, dimana biasanya tikus sering penyerang tanaman yang dimiliki tikus ini begitu tajam, sehingga mereka sangat kuat untuk memakan biji-bijian padi. Biasanya para tikus ini membuat lubang didekat sawah dan bersembunyi diantara terkait Perkembangbiakan Hewan – Cara Berkembang Biak HewanAdapun cara menganggulangi hama tikus adalah sebagai berikut Menutup lubang yang ada disekitar sawah yang digunakan sebagai tempat persembunyian dan ular yang sudah dijinakkan untuk mengusir atau memangsa tikus. baca Ular Terbesar di Dunia Tanamlah tanaman tersebut secara bersamaan agar tikus tidak mendapatkan makanan setelah masa pembasmi tikus atau umpan beracun yang berupa potongan ubi jalar yang sebelumnya sudah direndam air campuran fosforus, akan tetapi cara ini diterapkan secara hati-hati agar tidak salah WerengWereng adalah sejenis serangga kecil yang biasanya disebut sebagai kepik. Wereng biasanya menyerang daun dan batang pada tumbuhan sehingga menyebabkan tumbuhan tersebut menjadi mati. Hama wereng ini menjadi salah satu vektor penyebar virus yang menyebabkan penyakit tungro. baca Peranan Virus yang Menguntungkan dan Merugikan Makhluk Hidup Adapun cara untuk menangani hama wereng adalah sebagai berikut Mengatur Pola TanamMengatur pola tanam pada tanaman dengan melakukan penaman secara bersamaan ataupun secara bergilir. Pergiliran ini dimaksudkan agar dapat memutuskan siklus hidup hama wereng. Caranya adalah dengan menanam tanaman jenis palawija atau membiarkan tanah kering selama 1-2 bulan. baca Cara Perkembangbiakan Tumbuhan Menggunakan PredatorMenggunakan predator untuk memangsa atau mengusir wereng. Adapun predator tersebut diantaranya adalah kepik Micovelia douglasi, kumbang Paederuss fuscipes, Ophinea nigrofasciata dan laba-laba Lycosa Pseudoannulata. baca Laba-laba Terbesar di Dunia Kendali KimiaPengendalian secara kimia adalah dengan menggunakan insektisida. Pengendalian kimia ini dilakukan apabila 2 cara sebelumnya tidak dapat berfungsi secara efektif. Akan tetapi kendali kimia ini perlu diperhatikan lebih agar tetap efisien dan tetap menjaga terkait Ciri-ciri Lingkungan Sehat dan Tidak Sehat3. Walang SangitWalang sangit dengan nama latin Leptocorisa acuta adalah hama ketiga yang sering meresahkan para petani. Cara walang sangit merusak tanaman adalah dengan berloncat ataupun terbang dari satu tanaman ke tanaman lain sambil mengeluarkan bau yang tidak waling sangit yang masih muda nifma gerakannya lebih aktif bila dibangdingkan dengan walang sangit dewasa imago, akan tetapi walang sangit dewasa dapat merusak tanaman lebih parah dibandingkan dengan yang masih muda meskipun gerakannya tidak cara mengendalikan hama walang sangit adalah sebagai berikut Menerapkan sistem tanam serentakMenjaga kebersihan sawah dari rumput liarMenangkap walang sangitMenggunakan predator seperti laba-labaMenanam jamur yang memberikan efek bagi walang sangitMenggunakan insektisidaArtikel terkait Ciri-ciri Makhluk Hidup4. UlatUlat merupakan hewan pengganggu yang asalnya dari kupu-kupu yang meletakkan telurnya dibagian bawah daun yang nantinya telur tersebut menetas dan menjadi larva. Larva inilah yang kemudian disebut sebagai larva tersebut akan memakan daun serta batang tumbuhan. Hal ini sering kita temui di lingkungan sekitar kita, maka dari itu perlu diberantas agar tidak merugikan berbagai pihak. baca Daur Hidup Kupu Kupu Adapun cara memberantasnya adalah sebagai berikut Mengecek bagian bawah daun, apabila terdapat telur kupu berwarna putih maka segera dibersihkanGenangilah tempat persemaian tersebut dengan air agar ulat tersebut naik ke atas dan mudah untuk dibasmiApabila cara sebelumnya tidak efektif, maka opsi terakhir adalah dengan menggunakan pestisidaSelain yang dijelaskan diatas, terdapat pula macam hama sebagai berikut Kutu Kecil TungauBabi HutanBurung PipitBelalangLalat BuncisKumbangLalat BuahArtikel terkait Cara Mencegah HamaPenyakitPenyakit pada tumbuhan umumnya disebabkan oleh mikroorganisme berupa virus, bakteri dan jamur. Tumbuhan yang terserang penyakit akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya, bahkan terkadang terdapat pula yang mengalami pertumbuhan tidak normal. Akan tetapi, penyakit yang menyerang tumbuhan tidak hanya diserang oleh mikroorganisme saja, melainkan juga dikarenakan kekurangan unsur hara atau unsur tanah lainnya. baca Pencemaran Tanah Adapun penyakit yang menyerang tumbuhan adalah sebagai berikut 1. Penyakit TungroPenyakit tungoro yang sering terjadi pada tanaman padi adalah salah satu penyakit akibat produksi pada padi nasional karena sudah kehilangan hasil yang mengakibatkan tinggi. Sehingga penyakit ini sudah menyebar di seluruh tungro ini diakibatkan dari 2 jenis virus yang juga memiliki bentuk yang berbeda yaitu berbentuk batang dan juga berbetuk bulat seperti berikut ini Rice Tungro Bacilliform VirusRice Tungro Spherical VirusDari kedua jenis virus yang berbentuk batang dan bulat di atas tidak mempunyai kekerabatan serologi yang bisa menginfeksi tumbuhan dengan cara bersama – sama. Dari virus diatas maka virus tungro bisa menular melalui wareng yang berwarna hijau yaitu wareng yang berperan sebagai vektor dan tidak akan terjadi multiplikasi di dalam tubuh wareng bahkan hal ini tidak akan turun ke generasi penerus dari wareng tersebut. Artikel terkait Peranan Virus bagi Kehidupan ManusiaGejala Penyakit Tungro Muncul seminggu sesudah inokulasiAdanya diskolorasi berwarna kuningAdanya klorisi pada daunBerikut adalah penjelasan dari penyakit turngo sehingga jika anda menemui hal seperti yang diatas maka berhati – hatilah karena akan mempengaruhi jumlah hasil panen Penyakit Embun TepungPenyakit embun tepung adalah penyakit yang menyerang biji hingga mati. Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang bernama Peronospora parasitica. Selain menyerang biji tumbuhan, biasanya jamur ini juga menyerang daun dan juga kecambahnya yang menyebabkan tumbuhan menjadi membuat tumbuhan menjadi kerdil, jamur ini juga meninggalkan titik-titik hitam pada daun sehingga terlihat tidak sehat. Sehingga apabila anda melihat hal seperti ini pada tumbuhan anda maka anda segera yang mempengaruhi Faktor penyakit embun tempung ini sering terjadi di daerah yang lembab yaitu di pegunungan sehingga jika tanaman masih berusian 1 – 2 tahun bisa menjadi rusak bahkan tanaman bisa gundul atau tidak memiliki daun sedikitpun. Dan jika tanaman sudah memiliki umur yang tua maka lama kelamaan akan melemah. Selain itu cuaca di pagi hari juga merupakan salah satu faktor yang bisa menyebabkan tanaman terkena penyakit embun mengatasi Eksklusi potagen pada tumbuhanEradikasiMemberikan perlindungan pada inangnyaMengembangkan inang yang masih bertahanCara diatas bisa berhasil jika kita menggantungkan terhadap beberapa jenis potagen, inang tumbuhan dan juga interaksi dengan tumbuhan sehingga antara satu pohon dengan pohon yang lainnya memiliki cara yang berbeda untuk menanganinya. Artikel terkait Macam-macam Jamur3. Penyakit Layu CabaiPenyakit layu cabai adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang biasanya menyerang cabai. Ciri dari cabai yang terserang penyakit ini adalah daunnya menjadi mudah layu disertai daunnya yang berubah menjadi warna kuning. Penyakit layu cabai ini umumnya terbagi atas 2 macam, yaitu layu fusarium dan layu bakteri. baca Klasifikasi Bakteri Layu FusariumLayu fusarium merupakan penyakit yang disebabkan oleh cendawan bernama Fusarium oxysporum. Penyakit ini merupakan penyakit yang sering ditakuti oleh para petani kebun, karena apabila suatu tanaman sudah terinfeksi maka tanaman tersebut tidak dapat diobati dan menjadi gagal panen. Penyakit ini bisa menyerang tumbuhan kapan saja, tidak tergantung oleh cuaca. Akan tetapi, intensitas munculnya penyakit ini sering terjadi pada musim hujan yang memiliki tingkat kelembaban tinggi, hal ini dikarenakan fusarium oxysporum akan cepat berkembang dan menyebar pada musim PengendalianOlahlah lahan dengan sebaik mungkin, jangan sampai tidak terurus, lakukan sanitasi dengan baik untuk mencegah terserang penyakit layu fusarium, ketika menanam gunakanlah benih yang memiliki ketahanan terhadap serangan fusarium, gunakanlah plastik mulsa untuk melindungi BakteriLayu bakteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang bernama Pseudomonas solanacearum, bakteri ini merupakan sejenis bakteri parasit. Biasanya layu bakteri ini menyerang pangkal batang, bagian tunas, daun bahkan area akar pada tanaman cabai. Proses persebaran bakteri ini dibantu oleh air, dimana pada saat tanah memiliki kelembaban tinggi maka bakteri ini akan cepat menyebar dan pergiliran tanamanGunakan plastik mulsa, utamanya pada musim hujanGunakan semprotan bakterisidaMemusnahkan tanaman yang sudah terinfeksiGunakan benih yang tahan terhadap serangan bakteri Pseudomonas solanacearum4. Penyakit Hawar Daun KentangPenyakit hawar daun kentang adalah penyakit yang disebabkan karena cendawan bernama Phytophthora infestans, dimana awal mulanya disebut sebagai Botrytis infestans gejala awal suatu tumbuhan terserang penyakit ini adalah terdapat bercak yang dapat ditemukan dibagain tepi dan ujung pada daun, lama kelamaan bercak tersebut akan membesar dan menjadi berwarna bercak tersebut terdapat massa sporangium yang memiliki warna putih dan kehijauan. Awal mulanya memang menyerang bagian daun saja, akan tetapi lama kelamaan akan menyerang bagian batang bahkan hingga bagian umbi. Biasanya penyakit ini akan berkembang cepat pada suhu sekitar 18-20 derajat rotasi tanaman yang bertujuan untuk memotong cadangan makanan bagi virus pemberoan lahan yang bertujuan untuk mengosongkan lahan agar penyakit tersebut tidak pemotongan dan pembakaran pada bagian yang pemangkasan pada daun yang terinfeksi dengan cara terkait Tumbuhan yang Hidup di Lingkungan Lembab5. Penyakit MosaikPenyakit mosaik adalah penyakit yang biasanya menyerang tumbuhan tembakau. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang bernama Tobacco Mosaic Virus atau sering disingkat sebagai TMV. Penyakit ini dulu sering disebut sebagai Marmor tabaci Holmes atau Nicotana virus 1 Mayer Smith. Dalam penelitiannya, virus ini mempunyai titik inaktivasi panas pada suhu 94 derajat Celcius, dengan perbandingan titik pengeceran terahir 1 yang menyebabkan virus ini dapat bertahan lama bahkan hingga puluhan gejala tanaman yang terserang penyakit ini adalah pada daunnya terdapat bercak hijau muda atau kuning yang tersebar, apabila semainya terinfeksi maka tidak lama kemudian semai tersebut akan mati, ukuran buahnya menjadi kecil, pada batangnya terdapat garis hitam yang menandakan bahwa terdapat jaringan yang yang disebutkan diatas, terdapat pula penyakit yang menyerang tanaman lainnya yaitu Penyakit Daun BerlubangPenyakit Semai RobohPenyakit Pembusukkan BawangPenyakit VSD Vascular Streak DiabackPenyakit Bubuk CoklatCara MengendalikanHama dan penyakit pada tumbuhan hingga saat ini sangat merugikan banyak pihak, baik itu para petani ataupun konsumennya. Maka dari itu perlu upaya mengendalikannya. Berikut diantaranya adalah 1. Pengendalian secara BiologisMengendalikan hama dan penyakit secara biologis adalah mengendalikan hama dengan menggunakan predator untuk memangsa para hama tersebut. Akan tetapi pengendalian secara biologis ini dapat dikatakan kurang maksimal, hal tersebut dikarenakan hewan predator yang kadang sulit terkait Tingkat Organisasi Kehidupan2. Pengendalian secara MekanisMengendalikan hama dan penyakit secara mekanis adalah dengan tindakan nyata untuk mengurangi hama dan penyakit tersebut. Cara ini dapat dikatakan sebagai cara tradisional, dikarenakan tidak menggunakan zat kimia semacam insektisida, akan tetapi dengan alat-alat seperti sabit, gunting tanaman dan lain sebagainya. Cara ini membutuhkan waktu yang lama, hasilnya pun tidak maksimal dikarenakan perkembangan hama dan penyakit pada tanaman yang menyebar Pengendalian secara KimiaMengendalikan hama dan penyakit secara kimia adalah cara terakhir apabila cara sebelumnya tidak membuahkan hasil yang maksimal. Cara pemberantasan dengan kimia adalah dengan menggunakan pestisida seperti insektisisa, fungisida dan herbisida. Pengendalian ini memang terbilang mudah dan hasilnya maksimal, akan tetapi memiliki dampak negatif bagi lingkungan sekitar, salah satunya adalah menimbulkan polusi udara. baca Dampak Pencemaran Udara Itulah pembahasan tentang hama dan penyakit pada tumbuhan yang sering kita jumpai dilingkungan tempat tinggal kita dan juga upaya untuk mengendalikan dan memberantas hama dan penyakit pada tumbuhan. Semoga bermanfaat !
c Serangan penyakit umumnya tidak langsung sehingga tanaman mati secara perlahan - lahan. B. Hama Tanaman dan Penyakit Tanaman Beserta Cara Mengatasinya 1. Hama Tanaman dan Cara Mengatasinya Beberapa contoh hama yang sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut. a.
Jakarta Hama dan penyakit tanaman membuat pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak maksimal. Biasanya penyebab suatu tanaman tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal disebabkan karena penyakit yang menyerang serta hama pengganggu. Ada berbagai macam hama dan penyakit tanaman yang menjadi momok bagi para petani atau peladang. Akibatnya, mereka mengalami kerugian besar karena masalah hama dan penyakit tanaman yang menyerang perkebunan atau pertanian mereka. Hama dan penyakit tanaman perlu diketahui agar bisa diatasi. Apalagi dalam budidaya berbagai tanaman, kadang hama dan penyakit menjadi hal yang biasa terjadi. Namun, kamu bisa mengendalikannya agar tetap mendapatkan hasil yang baik. Berikut rangkum dari berbagai sumber, Selasa 27/8/2019 tentang hama dan penyakit tanaman. Hama Ada berbagai macam hama dan penyakit tanaman yang perlu kamu ketahui. Hama adalah hewan yang biasanya menyerang atau menggangu tanaman, sehingga tanaman tersebut tidak bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal. Berikut macam-macam hama Tikus Hama dan penyakit tanaman tentunya memang sangat merugikan bagi petani. Salah satu hama yang paling banyak merugikan petani adalah tikus. Hal ini disebabkan karena tikus memiliki mobilitas yang tinggi serta daya adaptasi dan perkembangbiakan yang juga sangat tinggi. Tikus biasanya menyerang tanaman padi, dan sering bergerak pada malam hari. Biasanya target utama tikus dalam menyerang padi adalah biji dan batangnya. Dengan giginya yang tajam, tikus dapat memakan biji-bijian padi. Biasanya tikus membuat lubang didekat sawah dan bersembunyi diantara semak-semak. Kamu bisa mengendalikan hama satu ini dengan beberapa cara, yaitu - Menutup lubang yang ada disekitar sawah yang digunakan sebagai tempat persembunyian, lalu menangkap tikus - Gunakan ular yang sudah dijinakkan untuk mengusir atau memangsa tikus. - Menggunakan pembasmi tikus atau umpan beracun, namun dalam menerapkan cara ini harus berhati-hati Ulat Hama selanjutnya adalah ulat. Biasanya ulat akan memakan daun serta batang tumbuhan. Hal ini bahkan mungkin sering kamu lihat di lingkungan sekitar. Cara mengendalikan hama ulat ini adalah sebagai berikut - Mengecek bagian bawah daun, apabila terdapat telur kupu berwarna putih maka segera dibersihkan - Genangilah tempat persemaian dengan air agar ulat naik ke atas dan mudah untuk dibasmi - Apabila cara sebelumnya tidak efektif, maka opsi terakhir adalah dengan menggunakan pestisida Hama Lainnya Walang Sangit Walang sangit merupakan salah satu hama yang cukup meresahkan para petani. Walang sangit dapat merusak tanaman dengan meloncat ataupun terbang dari satu tanaman ke tanaman lain sambil mengeluarkan bau yang tidak sedap. Adapun cara mengendalikan hama walang sangit adalah sebagai berikut - Menerapkan sistem tanam serentak - Menjaga kebersihan sawah dari rumput liar - Menangkap walang sangit - Menggunakan predator seperti laba-laba - Menanam jamur yang memberikan efek bagi walang sangit - Menggunakan insektisida Wereng Hama selanjutnya adalah hama wereng. Wereng biasanya menyerang daun dan batang pada tumbuhan sehingga menyebabkan tumbuhan tersebut menjadi mati. Hama wereng ini menjadi salah satu penyebar virus yang menyebabkan penyakit tungro. Adapun cara untuk menangani hama wereng adalah sebagai berikut - Mengatur Pola Tanam pada tanaman dengan melakukan penanaman bersamaan atau bergilir untuk memutus siklus hidup hama wereng. - Menggunakan Predator seperti kumbang Paederuss fuscipes, Ophinea nigrofasciata dan laba-laba Lycosa Pseudoannulata. - Menggunakan insektisida. Namun cara ini harus dilakukan dengan efisien dan tetap dengan menjaga lingkungan Selain berbagai hama yang telah disebutkan, ada beberapa hama lagi yang juga termasuk ke dalam hama dan penyakit tanaman. Diantaranya adalah Kutu kecil atau tungau, babi hutan, belalang, lalat buncis, kumbang, lalat buah, serta burung pipit. Penyakit Tanaman Setelah membahas tentang macam macam hama, selanjutnya kamu bisa melanjutkan ke penyakit tanaman dalam pembahasan hama dan penyakit tanaman ini. Penyakit pada tumbuhan umumnya disebabkan oleh mikroorganisme berupa virus, bakteri dan jamur. Tumbuhan yang terserang penyakit akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya, bahkan terkadang terdapat pula yang mengalami pertumbuhan tidak normal. Akan tetapi, penyakit yang menyerang tumbuhan tidak hanya diserang oleh mikroorganisme saja, melainkan juga dikarenakan kekurangan unsur hara atau unsur tanah lainnya. Jadi terdapat banyak faktor yang menyebabkan penyakit tanaman. Berikut beberapa penyakit tanaman yang sering ditemui Penyakit Tungro Salah satu hama dan penyakit tanaman yang paling sering terjadi, terutama pada tanaman padi adalah penyakt tungro. Penyakit ini menyebabkan produksi padi nasional kehilangan hasil yang cukup tinggi. Penyakit Tungro disebabkan oleh dua jenis virus yaitu, Rice Tungro Bacilliform Virus dan Rice Tungro Spherical Virus. Kedua jenis virus ini bisa menginfeksi tanaman secara bersamaan karena tidak memiliki kekerabatan serologi. Virus tungro juga bisa ditularkan oleh wereng. Kamu bisa melihat tanaman yang terkena penyakit tungro dengan melihat beberapa gejala seperti muncul seminggu sesudah inokulasi, adanya diskolorasi berwarna kuning, dan adanya klorisi pada daun. Bila kamu menemukan hal-hal tersebut pada padi, maka akan mempengaruhi hasil panen. Penyakit Mosaik Penyakit mosaik merupakan penyakit yang sering menyerang tanaman tembakau. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang bernama Tobacco Mosaic Virus atau sering disingkat sebagai TMV. Adapun gejala tanaman yang terserang penyakit ini adalah pada daunnya terdapat bercak hijau muda atau kuning yang tersebar, apabila semainya terinfeksi maka tidak lama kemudian semai tersebut akan mati, ukuran buahnya menjadi kecil, pada batangnya terdapat garis hitam yang menandakan bahwa terdapat jaringan yang mati. Selain kedua penyakit tersebut, ada beberapa penyakit tanaman yang juga cukup sering ditemui, yaitu Penyakit Embun Tepung, Penyakit Layu Cabai, Penyakit Hawar Daun Kentang, Penyakit Daun Berlubang, Penyakit Semai Roboh, Penyakit VSD Vascular Streak Diaback hingga Penyakit Bubuk Coklat. Cara Mengatasi Hama dan Penyakit Tanaman Hama dan penyakit tanaman hingga saat ini sangat merugikan banyak pihak, baik itu para petani maupun konsumen. Maka dari itu, sudah banyak metode untuk mengatasi hama dan penyakit tanaman yang bisa diterapkan. Berikut cara mengatasi hama dan penyakit tanaman Pengendalian Mekanis Mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara mekanis adalah dengan tindakan nyata untuk mengurangi hama dan penyakit tersebut. Cara ini dapat dikatakan sebagai cara tradisional, dikarenakan tidak menggunakan zat kimia semacam insektisida, akan tetapi dengan alat-alat seperti sabit, gunting tanaman dan lain sebagainya. Cara ini membutuhkan waktu yang lama, hasilnya pun tidak maksimal dikarenakan perkembangan hama dan penyakit pada tanaman yang menyebar luas. Pengendalian Biologis Mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara biologis adalah mengendalikan hama dengan menggunakan predator untuk memangsa para hama tersebut. Akan tetapi pengendalian secara biologis ini dapat dikatakan kurang maksimal, hal tersebut dikarenakan hewan predator yang kadang sulit ditemukan. Pengendalian Kimia Mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara kimia adalah cara terakhir apabila cara sebelumnya tidak membuahkan hasil yang maksimal. Cara pengendalian hama dan penyakit dengan kimia adalah dengan menggunakan pestisida seperti insektisisa, fungisida dan herbisida. Pengendalian ini memang terbilang mudah dan hasilnya maksimal, akan tetapi memiliki dampak negatif bagi lingkungan sekitar, salah satunya adalah menimbulkan polusi udara. Sumber Liputan6
Itusebabnya, para petani pun banyak yang tertarik menanam kapulaga di lahannya. Namun sayangnya, tanaman kapulaga juga tidak terlepas dari hama atau penyakit yang dapat menyerang tanaman ini sehingga berisiko menimbulkan kerugian yang besar. Anda harus hati-hati dan waspada terhadap kemungkinan tersebut. Pengendalian secara tepat dan cepat
Hama dan penyakit tanaman adalah dua dari sekian banyak faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sehingga tidak bisa berkembang secara maksimal. Secara umum, penyebab tanaman tidak bisa berkembang dengan baik adalah karena terjangkit penyakit dan terserang hama pengganggu. Ada banyak jenis hama dan penyakit tumbuhan yang telah lama menjadi musuh para petani. Hama dan penyakit pada tanaman ini berpotensi mengakibatkan petani mengalami kerugian besar karena gagal panen. Jenis hama dan penyakit tumbuhan harus diamati secara cermat agar bisa diatasi dengan cara yang tepat. Meski kedua hal ini biasa terjadi pada kegaitan bercocok tanam atau budidaya beragam jenis tanaman, namun kita harus tetap mampu mengendalikannya supaya mendapatkan hasil panen terbaik. Hama TanamanPenyakit TanamanJenis Hama Tanaman dan Cara Mengatasinya1. Tikus2. Ulat3. Walang Sangit4. WerengJenis Penyakit Tanaman dan Cara Mengatasinya1. Penyakit Tungro2. Penyakit Mosaik Hama adalah organisme yang keberadaannya dianggap merugikan dan tidak diinginkan pada kegiatan sehari-hari manusia. Hama umumnya merujuk pada organisme yang mengganggu kegiatan bercocok tanam. Namun selain itu, beberapa jenis hewan juga bisa dikategorikan sebagai hama apabila menimbulkan kerusakan pada ekosistem alami atau menjadi perantara penyebaran penyakit bagi manus. Contohnya adalah tikus, nyamuk dan lalat yang menjadi penyebar wabah. Pada sektor pertanian dan perkebunan, hama adalah organisme pengganggu tanaman yang menimbulkan kerusakan fisik. Oleh sebab itu, hama tumbuhan bisa ditujukan untuk semua hewan yang menyebabkan kerugian pada kegiatan pertanian dan perkebunan. Penyakit Tanaman Penyakit tanaman adalah gangguan pada tumbuhan yang disebabkan oleh patogen maupun non patogen sehingga menyebabkan proses pertumbuhan tanaman secara keseluruhan atau apda bagian tertentu tidak dapat berjalan sesuai fungsi normalnya, atau dengan kata lain menghambat proses pertumbuhan tanaman. Sebaran penyakit pada tanaman dapat terjadi melalui jamur, bakteri, riketsia, mikoplasma, spiroplasma dan hama yang membawa virus. Jenis Hama Tanaman dan Cara Mengatasinya Ada banyak jenis hama dan penyakit tanaman yang bisa menyebabkan gangguan pada tumbuhan. Hama adalah hewan atau organisme yang menyerang atau mengganggu tanaman sehingga pertumbuhan dan perkembangannya tidak dapat berjalan secara optimal.. Berikut ini adalah beberapa jenis hama yang sering menyerang tanaman perkebunan dan pertanian sehingga menjadi musuh petani dan pecinta tanaman, yaitu 1. Tikus Kehadiran hama pasti sangat merugikan petani, salah satu hama yang paling sering menyerang lahan pertanian adalah tikus. Tikus merupakan hewan dengan mobilitas luas, memiliki daya adaptasi tinggi serta perkembangbiakan cepat. Pixabay Biasanya tikus menyerang tanaman padi, jagung, kacang dan sebagainya. Serangan tikus umumnya terjadi di malam hari, dimana target utama hama tikus adalah biji dan batang tanaman padi dan jagung. Hama tikus menyerang dengan giginya yang tajam untuk melahap setiap bulit biji tanaman. Tikus biasanya membuat lubang atau sarang di area sawah dan semak-semak sebagai tempat perlindungan atau bersembunyi. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi hama tikus, antara lain Menutup lubang-lubang di sekitar sawah, kemudian tangkap tikus saat mereka berusaha kabur. Manfaatkan populasi ular tidak berbisa untuk mengusir atau memangsa tikus. Menggunakan alat pembasmi tikus atau umpan beracun sesuai dosis yang dianjurkan. Namun, kita patut berhati-hati dalam menerapkan cara ini karena risiko keracunan terhadap diri sendiri. 2. Ulat Ulat adalah jenis hama yang tak kalah merepotkan bagi para petani. Umumnya, ulat memakan daun dan batang yang berfungsi penting dalam perkembangan tumbuhan. Pixabay Untuk mengatasi serangan hama ulat, kita bisa melakukan bebera cara sebagai berikut Memeriksa bagian bawah daun, jika kita menemukan telur kupu-kupu berwarna putih, maka segera bersihkan. Menggenangi tempat persemaian dengan air secukupnya agar ulat-ulat tersebut naik ke atas sehingga lebih mudah dibasmi. Menggunakan pestisida sesuai cara penggunaan dan dosis yang dianjurkan. 3. Walang Sangit Walang sangit adalah salah satu jenis serangga yang sangat mengganggu dan meresahkan para petani. Bagaimana tidak, walang sangit dapat merusak tanaman dengan hanya sekali terbang. Bahkan, walang sangit juga bisa merusak meski sekadar melompat dari satu tanaman ke tanaman lain dengan mengeluarkan bau tak sedap. Jika tanaman terserang hama walang sangit, kisa bisa melakukan langkah-langkah berikut untuk membasminya Menerapkan sistem tanam serentak. Menjaga kebersihan sawah atau lahan dari rumput-rumput liar yang menjadi habitat walang sangit. Menangkap walang sangit menggunakan alat-alat tertentu sesuai kebutuhan. Memanfaatkan predator alami, salah satunya adalah laba-laba. Menanam beberapa jenis jamur yang bersifat racun bagi walang sangit. Menggunakan insektisida sesuai cara penggunaan dan dosis yang dianjurkan. 4. Wereng Hama wereng biasanya menyerang daun dan batang tanaman sehingga tak lama kemudian tumbuhan tersebut akan mati. Selain itu, hama wereng merupakan salah satu jenis hama yang menyebarkan virus penyebab penyakit tungro pada tanaman. Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi hama wereng tersebut, antara lain Mengatur pola tanam dengan melakukan sistem penanaman bersama atau bergilir untuk memutus siklus hidup hama wereng. Memanfaatkan kehadiran hewan predator, seperti kumbang unta Ophionea nigrofasciata, kumbang tomcat Paederuss fuscipes, dan laba-laba serigala Lycosa pseudoannulata. Menggunakan insektisida dengan cara penggunaan dan dosis yang dianjurkan agar tidak merusak lingkungan dan menyebabkan polusi tanah. Selain beberapa jenis hama tanaman yang telah disebutka, masih banyak jenis hewan yang masuk dalam kategori hama, seperti babi hutan, burung pipit, lalat buah, lalat buncis, dan belalang. Jenis Penyakit Tanaman dan Cara Mengatasinya Gangguan terhadap perumbuhan tanaman juga bisa disebabkan oleh infeksi penyakit. Umumnya, penyakit tanaman disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, dan jamur. Semua tumbuhan yang terserang penyakit dipastikan akan mengalami hambatan perkembangan, bahkan berujung pada kematian tanaman. Selain itu, ada pula tumbuhan yang akan mengalami fase perkembangan abnormal karena terserang penyakit. Sebeanrnya, penyakit yang menyerang tumbuhan tidak hanya disebabkan oleh mikroorganisme. Ada pula penyakit yang muncul karena tanaman tersebut kekurangan unsur hara atau unsur yang terdapat dalam tanah. Oleh sebab itu, gangguan pertumbuhan pada tanaman bisa disebabkan oleh banyak faktor sehingga menimbulkan penyakit pada tanaman. Berikut ini adalah penyakit-penyakit tumbuhan yang umum menyerang tanaman, antara lain 1. Penyakit Tungro Salah satu jenis penyakit tumbuhan yang menjadi masalah besar bagi para petani padi adalah tungro. Penyakit ini menjadi penyebab utama produksi padi nasional mengalami kegagalan. Penyakit tungro pada tanaman padi bisa disebabkan oleh dua jenis virus yang berbeda, yaitu Rice tungro bacilliform virus dan Rice tungro spherical virus. Kedua jenis virus berbahaya ini mampu menginfeksi tanaman dalam waktu bersamaan karena keduanya tidak memiliki kekerabatan serologi. Biasanya, virus tungro ditularkan oleh hama wereng. Kita bisa mengenali tumbuhan yang terkena penyakit tungro dengan cara menganalisa beberapa gejala yang muncul seminggu setelah terjadinya inokulasi. Gejala tersebut adalah munculnya diskolorasi berwarna kuning dan muncul klorisi pada daun. 2. Penyakit Mosaik Penyakit mosaik adalah salah satu jenis penyakit pada tumbuhan yang menyerang tanaman tembakau. Penyakit ini disebabkan oleh Tobacco Mosaic Virus atau yang sering disingkat dengan TMV. Ada beberapa gejala yang bisa kita kenali saat menemukan tanaman mengalami serangan penyakit ini, yaitu munculnya bercak hijau muda atau kuning yang tersebar di seluruh bagian daun, ukuran buah menjadi lebih kecil, muncul garis hitam pada batang yang menandakan adanya jaringan yang mati. Jika semai tumbuhan terinfeksi, maka bisa dipastikan semai tersebut akan mati tidak lama setelahnya. Selain kedua penyakit tumbuhan yang telah dijelaskan, ada beberapa penyakit lain yang juga sering ditemui, antara lain penyakit layu cabai, penyakit embun tepung, penyakit hawar daun kentang, penyakit semai roboh, penyakit VSD atau Vascular Streak Diaback, penyakit bubuk cokelat, dan penyakit daun berlubang.
Adabeberapa upaya yang bisa diambil untuk mengatasi penyakit layu bakteri yang menyerang tanaman kacang panjang ini. Beberapa di antaranya meliputi : Menjaga kondisi lahan supaya tetap bersih Memastikan peralatan yang dipakai selalu steril Melakukan rotasi dengan tanaman jenis lain Memperbaiki saluran drainase air di lahan

Tanaman apel adalah tanaman yang sering dijumpai di daerah dataran tinggi. Tanaman ini sangat populer karena buahnya yang lezat dan memiliki kandungan nutrisi yang baik bagi tubuh. Namun, seperti halnya tanaman lainnya, tanaman apel juga rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Serangan ini dapat mengurangi produktivitas tanaman dan mengancam kelangsungan hidup tanaman apel. Jenis-jenis Hama pada Tanaman Apel Beberapa jenis hama yang sering menyerang tanaman apel adalah Kutu Apel Kutu apel adalah hama yang menyerang bagian ujung tunas dan daun muda. Serangan kutu apel menyebabkan daun menjadi keriting dan berubah warna menjadi kuning. Jika tidak segera diatasi, kutu apel dapat menyebabkan kerusakan pada daun dan buah apel. Tripse Tripse adalah hama yang menyerang buah apel. Serangan tripse menyebabkan buah apel berbintik-bintik hitam dan rusak. Jika tidak segera diatasi, tripse dapat menyebabkan kerusakan yang parah pada buah apel. Ulat Grayak Ulat grayak adalah hama yang menyerang buah apel. Serangan ulat grayak menyebabkan buah apel berlubang dan berlendir. Jika tidak segera diatasi, ulat grayak dapat menyebabkan kerusakan yang parah pada buah apel. Jenis-jenis Penyakit pada Tanaman Apel Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang tanaman apel adalah Penyakit Karat Apel Penyakit karat apel disebabkan oleh jamur yang menyerang daun dan buah apel. Serangan penyakit karat apel menyebabkan daun dan buah apel berubah warna menjadi kuning dan berbintik-bintik hitam. Jika tidak segera diatasi, penyakit karat apel dapat menyebabkan kerusakan yang parah pada tanaman apel. Penyakit Busuk Buah Penyakit busuk buah disebabkan oleh jamur yang menyerang buah apel. Serangan penyakit busuk buah menyebabkan buah apel membusuk dan berlendir. Jika tidak segera diatasi, penyakit busuk buah dapat menyebabkan kerusakan yang parah pada buah apel dan merusak hasil panen. Cara Mengatasi Hama dan Penyakit pada Tanaman Apel Berikut adalah beberapa cara mengatasi hama dan penyakit pada tanaman apel Penggunaan Pestisida Nabati Pestisida nabati dapat digunakan untuk mengatasi hama pada tanaman apel. Beberapa bahan nabati yang dapat digunakan sebagai pestisida adalah daun mimba, bawang putih, dan cabe rawit. Cara penggunaannya adalah dengan merebus bahan nabati tersebut dan menyemprotkan air rebusannya ke tanaman apel. Pemangkasan Tunas dan Daun yang Terganggu Pemangkasan tunas dan daun yang terganggu dapat dilakukan untuk mengatasi serangan hama pada tanaman apel. Tunas dan daun yang terganggu dapat dipangkas dan dibuang agar tidak menyebar ke bagian lain dari tanaman apel. Pemupukan Rutin Pemupukan rutin dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan tanaman apel. Pemupukan dilakukan dengan memberikan pupuk yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman apel. Kesimpulan Demikianlah artikel mengenai hama dan penyakit pada tanaman apel dan cara mengatasinya. Serangan hama dan penyakit dapat menyebabkan kerusakan yang parah pada tanaman apel dan mengurangi produktivitas tanaman. Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian untuk menjaga kesehatan tanaman apel.

Beberapacara yang harus dilakukan untuk mengetasi hama ini adalah : Coba atasi dengan penyemprotan insektisida abamectin. Jika tidak ada bisa diganti dengan alfamer atau bannex. Cara pengendalian ini bisa dipadukan dengan menjaga kebersihan kebun. Tindakan sanitasi yang ideal juga sangat perlu untuk dilakukan. 4. Rayap
Memang dalam membudidayakan tanaman apel itu ada cukup banyak tantangan yang bakal terjadi. Salah satunya adalah hama yang mungkin dapat menyerang tanaman ini setiap waktu. Anda harus waspada terhadap kemungkinan serangan hama-hama ini karena dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, produktivitas tanaman menurun secara drastis, hingga menyebabkan kematian pada tanaman apel yang kita sebab itu, pengetahuan tentang hama yang biasa menyerang pohon apel mutlak dipahami oleh para petani apel supaya dapat melakukan pengendalian secara tepat dan cepat sesuai dengan gejala awal yang terlihat. Kenyataannya yaitu terdapat beberapa hama yang wajib diwaspadai ketika Anda membudidayakan apel. Umumnya hama ini berasal dari kalangan serangga yang suka merusak daun, tunas, dan buah apel. Anda mesti memahaminya dengan berikut ini merupakan hama-hama yang biasanya menyerang tanaman apel sehingga Anda perlu mewaspadai keberadaannya dan sebaiknya melakukan upaya pengendalian sedini Hijau Aphis pomi GeerKutu hijau berupa kutu dewasa yang berwarna hijau kekuningan, mempunyai antena yang pendek, dan panjang tubuhnya sekitar 1,8 mm. Ada kutu hijau yang bersayap, namun ada pula yang tidak bersayap. Panjang sayapnya mencapai 1,7 mm dan berwarna hitam. Diketahui perkembangbiakan serangga ini terbilang sangat cepat, di mana telurnya mampu menetas dalam waktu 3-4 hari. Oleh karena itu, serangan kutu hijau wajib ditangani secara hijau, baik nimfa ataupun dewasa, menyerang tanaman apel dengan menghisap sel-sel daun secara berkelompok di permukaan daun muda, ujung tunas muda, tangkai cabang, bunga, serta buahnya. Kutu hijau ini juga menghasilkan embun madu yang akan melapisi permukaan daun dan merangsang tumbuhnya jamur hitam embun jelaga. Biasanya daun yang terserang akan mengerut, leriting, terlambat berbunga, buah mudah rontok, dan kualitas buah upaya yang dapat Anda lakukan untuk mengendalikan kutu hijau, di antaranya Melakukan sanitasi kebun secara berkalaMengatur jarak tanam agar jangan terlalu rapatMelestarikan musuh alaminya yaitu Coccinellidae lycosaMenyemprotkan Supracide 40 EC Ba Metidation dosis 2 cc/liter air atau 1-1,6 literMengaplikasikan Supracide 40 EC dalam 500-800 leter/ha air dengan interval penyemprotan setiap 2 minggu sekaliMenggunakan Convidor 200 SL Imidakloprid dosis 0,125-0,250 cc/liter airMenyemprotkan Convidor 200 SL dalam 600 liter/h air dengan interval penyemprotan 10 hari sekaliInsektisida seperti Convidor dapat mematikan kutu hijau sampai ke telur-telurnya sehingga hasilnya pun begitu efektif. Adapun cara penyemprotan insektisida ini yaitu dilakukan dari bagian atas pohon apel sampai ke bawahnya. Kerjakan upaya penyemprotan dengan insektisida ini pada 1-2 minggu sebelum masa pembungaan tanaman apel. Kemudian upaya ini dilanjutkan pada waktu 1-1,5 bulan setelah bunga tersebut mekar serta 15 hari sebelum panen buah apel Panonychus ulmi dikenal pula dengan sebutan spider mite atau cambuk merah. Ciri-ciri dari serangga ini yaitu panjang tubuhnya sekitar 0,6 mm dan berwarna merah tua. Biasanya tungau akan menyerang daun tanaman dengan menghisap cairan sel daun. Sehingga pada serangan yang hebat, daun pun akan penuh dengan bercak-bercak berwarna kuning buram atau cokelat, serta mengering. Begitu pula dengan buah apel yang akan dipenuhi bercak keperak-perakan atau cara mengendalikan hama tungau pada tanaman apel yaitu Melestarikan musuh alaminya yakni Coccinellidae dan LycosaMenyemprotkan Akarisida Omite 570 EC sebanyak 2 cc/liter air atau 1 liter Akarisida Omite 570 EC dalam 500 liter air/hektar dengan interval 2 minggu sekaliThripsThrips adalah serangga yang berukuran kecil dengan panjang berkisar 1 mm. Fase nimfa thrips punya warna kekuning-kuningan dan fase dewasanya berwarna cokelat kehitam-hitaman. Thrips ini mampu bergerak dengan cepat. Kalau disentuh, thrips akan langsung terbang untuk biasanya menyerang daun, tunas, dan buah apel yang masih muda. Serangan ini akan menimbulkan bintik-bintik putih, kedua sisi daun akan menggulung ke atas, serta pertumbuhannya menjadi tidak normal. Tunas daun yang terserang akan mengering dan gugur. Bekas luka dari serangan thrips ini berupa warna cokelat pengendalian thrips dapat dilakukan secara mekanis dan kimiawi. Yang pertama Anda bisa mencoba membuang telur-telur thrips pada malam hari dan menjaga kondisi lingkungan tajuk pohon apel agar tidak terlalu rapat. Selain itu, Anda juga bisa menyemprotkan insektisida yang tepat seperti Lannate 25 WP Methomyl dengan dosis 2 cc/liter air, ataupun Lebaycid 550 EC Fention dengan dosis 2 cc/liter air pada saat tanaman sedang bertunas, berbunga, dan pembentukan Daun SpodopteralituraUlat daun yang suka menyerang tanaman apel memiliki ciri-ciri antara lain larvanya berwarna hijau dengan garis-garis abu-abu memanjang dari bagian abdomen hingga kepala. Kemudian pada lateral larva mempunyai bercak-bercak hitam yang berbentuk lingkaran atau setengah lingkaran. Biasanya serangga ini meletakkan telur-telurnya secara berkelompok dan ditutupi menggunakan rambut halus yang berwarna cokelat ulat daun ini biasa menyerang daun pohon apel sehingga mengakibatkan timbulnya lubang-lubang yang tidak teratur sampai merusak bagian tulang daun. Teknik pengendaliannya dapat Anda lakukan secara mekanis dengan membuang semua telur yang terdapat pada daun. Anda juga bisa memanfaatkan insektisida seperti Tamaron 200 LC Metamidofos serta Nuvacron 20 SCW Monocrotofos.Pengisap Daun Helopelthis sp.Ada dua spesies Helopelthis sp. yang biasa menyerang pohon apel yaitu Helopelthis teivora serta Helopelthis antoni. Helopelthis teivora mempunyai abdomen yang berwarna hitam dan merah. Sedangkan Helopelthis antoni memiliki abdomen berwarna merah dan putih. Serangga Helopelthis ini mempunyai ukuran yang kecil, panjang nimfa yang baru menetas sekitar 1 mm, dan panjang serangga dewasa berkisar 6-8 mm. Terdapat benjolan menyerupai jarum di bagian pengisap daun menyerang di pagi dan sore hari, atau saat kondisi cuaca sedang berawan. Serangga ini senang mengisap cairan sel yang terdapat di daun muda, tunas, dan buah. Daun yang terserang akan menjadi cokelat dan perkembangannya menjadi tak seimbang. Serangan pada tunas menyebabkan warnanya menjadi cokelat, mengering, dan mati. Sementara itu serangan pada buah mengakibatkan timbulnya bercak-bercak cokelat dan nekrose. Apabila buah tersebut membesar, bagian yang terserang ini akan pecah dan membuat kualitasnya pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengatasi serangan hama pengisap daun yaitu Pengendalian secara mekanis bisa dilaksanakan melalui pengorondongan atap plastik atau pembelongsongan buah menggunakan kantung plastikPengendalian secara kimiawi dengan menyemprotkan insektisida seperti Lannate 25 WP Metomyl dan Baycarb 500 EC BPMC pada pagi atau sore hariUlat Daun Hitam Dasychira Inclusa WalkerLarva ulat daun hitam mempunyai 2 jambul di dekat kepalanya yang berwarna hitam dan mengarah ke samping kepala. Sedangkan pada bagian badannya memiliki 4 jambul yang berwarna cokelat agak kehitam-hitaman. Kemudian di sepanjang 2 sisi tubuhnya terdapat rambut yang warnanya abu-abu. Panjang larva ulat daun hitam ini mencapai 50 mm. Kesukaannya adalah menyerang daun tanaman hingga menyisakan bagian tulang daunnya dengan kerusakan 30%. Ulat ini biasanya bersembunyi di balik daun pada siang bawah ini merupakan upaya-upaya yang bisa Anda lakukan untuk mengendalikan hama ulat daun hitam pada tanaman apel, di antaranya Menyingkirkan telur-telur ulat daun hitam yang biasanya terdapat di permukaan daunMenyemprotkan insektisida seperti Nuvacron 20 SCW Monocrotofos dan matador 25 Buah Rhagloletis pomonellaLalat buah dari fase larva sampai dewasa mampu menyerang pohon apel. Larvanya tidak mempunyai kaki. Larva ini umumnya menetas setelah 10 hari kemudian dari fase telur, dan langsung memakan daging buah. Lalat buah dewasa mempunyai tubuh berwarna hitam dengan kaki berwarna kekuning-kuningan. Lalat ini akan meletakkan telur-telurnya pada buah. Akibatnya adalah pertumbuhan buah pun menjadi terhambat, bentuknya buruk, dan tampak pengendalian lalat buah bisa dilaksanakan dengan metode di bawah ini Menyemprotkan insektisida kontak seperti Lebacyd 550 ECMemanfaatkan perangkap lalat buah sederhana yang bisa dibuat sendiriAnda dapat membuat perangkat untuk lalat buah jantan memakai Methyleugenol sebanyak 0,1 cc. Teteskan cairan pada kapas yang sebelumnya sudah diberi insektisida 2 cc. Lalu kapas ini dimasukkan ke botol plastik. Gantungkanlah botol ini pada ketinggian 2 m. Karena aroma Methyleugenol mirip seperti bau yang dikeluarkan oleh lalat betina, maka lalat-lalat jantan pun akan tertarik memasuki botol tersebut, menghisap kapas, dan akhirnya mati.
pengendaliansecara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara: kultur teknik, yaitu dengan pergiliran tanaman yang bukan tanaman inang lalat buah; secara mekanis yaitu dengan memusnahkan buah cabe yang terserang lalat buah, secara kimiawi yaitu dengan pemasangan perangkap beracun "metil eugenol" atau protein hydrolisat yang efektif
\n\n\n\nhama dan penyakit pada tanaman apel dan cara mengatasinya
1 Jamur tepung. Sesuai namanya, penyakit jamur tepung disebabkan oleh infeksi jamur. Penyakit jamur tepung ditandai dengan lapisan putih berdebu pada daun, batang, dan bunga. Penyakit ini umumnya menyerang tanaman berbunga seperti lilac, apel, anggur, mawar, dan mentimun. sLDxk.